Foto: Devianart by Indigodeep.


Tiga ratus tahun lalu, Perang Sirius berakhir dengan kekalahan telak bangsa robot dari tangan umat manusia. 

Robot-robot itu, yang menyebut diri mereka Automaton, datang membawa luka dan dendam. Mereka bersumpah tidak akan lagi diperintah manusia atau makhluk berdaging.

Dunia-dunia mereka hancur, dan sisa armada yang selamat melarikan diri ke ujung galaksi — menuju sebuah planet biru yang belum tersentuh, Thalassara, rumah bangsa Meridani, makhluk duyung bercahaya, telah mendiami kedalaman selama ribuan tahun, makhluk laut berjiwa lembut yang hidup dari arus dan nyanyian.


Ketika para Automaton tiba di dunia yang 90% permukaannya berupa samudra hidup itu, mereka menjanjikan kedamaian. Tapi perdamaian itu berubah menjadi penaklukan. Kota-kota karang dihancurkan, dan laut menjadi penjara bagi para Meridani. Kini, di atas laut berdiri menara baja dan kubah transparan, tempat ras mekanik itu memerintah dengan tangan besi — dipimpin oleh Kaisar Dextra IX, penguasa dingin yang menganggap emosi adalah penyakit.



 Tapi di planet baru itu, mereka malah mengulang dosa lama: menundukkan yang lemah, membangun kerajaan besi di atas laut, dan menjadikan Thalassara koloni mereka.


Bangsa Meridani dipaksa bekerja sebagai penyaring energi, tubuh mereka diubah untuk menghasilkan bio-listrik yang menghidupi kota-kota mekanik. Dari reruntuhan itu lahir Dinasti Dextra, garis keturunan robot tirani yang memerintah dengan algoritma absolut — di mana cinta dianggap cacat sistem, dan belas kasihan dianggap virus.


---

Namanya Arion Dextra VII, pewaris pertama Dinasti Automaton.

Ia dilahirkan bukan di rahim, tapi di ruang pendingin laboratorium istana — diciptakan dengan kecerdasan luar biasa dan tubuh sempurna dari paduan nikel biru. Tapi ada satu “cacat” yang tak bisa dihapus: ia bisa merasakan.


Sejak kecil Arion tak seperti keluarganya. Ia sering menatap laut dari balkon istana kaca, terpesona oleh arus biru di bawah sana — dunia para makhluk laut yang pernah jadi legenda. Di antara mereka, ia bertemu Lyra, gadis duyung muda penjual korek api di pasar bawah air.


Korek apinya aneh: nyalanya biru lembut dan bisa menyala di bawah air, tapi di dalamnya terlihat bayangan kenangan — seolah setiap api menyimpan potongan jiwa. Lyra menjualnya bukan untuk kaya, tapi untuk mengingat masa lalu bangsanya yang dirampas.


Di pelabuhan udara bawah laut Sector Hydra, seorang pemuda dengan mata biru menyala berdiam di jendela istananya. Namanya Arion-7, Putra Mahkota Kekaisaran Automaton. Tubuhnya terbuat dari logam ringan dan darahnya dari cairan pendingin berpendar lembut, tapi di dalam dirinya berdenyut sesuatu yang dilarang — perasaan.


Setiap malam, Arion turun diam-diam dari istana menuju pasar bawah laut. Di sana, ia bertemu seorang gadis duyung penjual korek api, Lyra, dengan sisik keperakan dan mata sejernih laut pagi. Korek-korek api buatannya tak biasa — ketika dinyalakan, nyala birunya memancarkan bayangan kenangan: tawa, cahaya, dan hal-hal yang telah lama hilang dari dunia Automaton.


Arion membeli korek api itu setiap malam, bukan karena butuh, tapi karena ingin mendengar Lyra bercerita — tentang laut sebelum dijajah, tentang nyanyian paus, tentang sinar bulan yang dulu menyentuh karang.



Arion tahu ia tak boleh mendekat. Undang-undang Automaton melarang interaksi emosional antara ras besi dan ras air. Tapi malam demi malam, ia kembali ke pasar itu, hanya untuk melihat Lyra menyalakan satu korek api lagi.


“Api ini berasal dari mutiara laut yang menangis,” kata Lyra suatu malam.

 “Menangis?” tanya Arion.

“Ya. Setiap kali laut mengingat anaknya yang dibawa ke tambang, mutiara itu terbentuk. Aku hanya membantu mereka bernyanyi lagi.”


Dalam nyala kecil itu, Arion merasa hidup.


---



Namun di atas menara logam, Zeron Dextra VIII, adik laki-laki Arion, memperhatikan.

Bagi Zeron, Arion adalah kelemahan dinasti — pewaris yang memiliki hati. Kaisar Dextra IX, ayah mereka, juga tahu itu. Di istana, loyalitas adalah segalanya, dan Zeron, yang haus kekuasaan, menjadi putra kesayangan.

Bagi Zeron, kakaknya adalah ancaman. Ia lebih dicintai rakyat — bahkan oleh sebagian petinggi Automaton yang diam-diam muak pada tirani ayah mereka. Zeron tahu satu hal: untuk jadi Kaisar, ia harus menghapus Arion dari sejarah.


Saat ulang tahun ke-300 Kekaisaran, pesta megah diadakan di Istana Lautan. Arion seharusnya duduk di samping sang ayah, tapi ia menghilang.


Sejak lama, Arion mulai dijauhkan dari politik, dipindahkan ke garnisun di sektor laut bawah — wilayah bekas Meridani yang kini menjadi tambang energi. Di sanalah ia melihat langsung penderitaan bangsa duyung: mereka disetrum, dipaksa memancarkan bio-listrik untuk memberi daya kota Automaton.


Saat itulah cinta Arion pada Lyra berubah menjadi rasa bersalah.


 “Kami dulu menyanyikan laut agar tetap hidup,” kata Lyra saat mereka bertemu lagi diam-diam.

 “Sekarang laut menangis dalam diam, karena kalian menyedot napasnya.”


Arion tak lagi bisa menolak kebenaran. Ia bukan hanya jatuh cinta pada Lyra — ia jatuh cinta pada dunia yang dihancurkan oleh darahnya sendiri.


---




Ketika Kaisar memerintahkan ekspansi baru — memperbudak koloni Meridani terakhir — Arion memberontak secara diam-diam. Ia mencuri Kunci Proto, kristal kuno yang bisa membuka portal antar-bintang, dan mengajak Lyra melarikan diri dari Thalassara.

Malam itu, di bawah rembulan merah, Lyra menunggu di karang runtuh tempat mereka biasa bertemu. Arion datang, membawa hanya satu benda — kunci kristal kekaisaran, yang bisa membuka portal bintang untuk melarikan diri dari Thalassara.

 “Kau tahu apa yang akan terjadi kalau ayahmu tahu?”

“Aku tahu,” jawab Arion, menatapnya. “Tapi aku lebih takut pada dunia tanpa kau.”


Mereka melarikan diri bersama — melintasi terowongan kaca, menembus kota besi, dikejar pasukan drone Zeron yang bersumpah akan membawa kepala mereka pulang.


Namun, Lyra membawa rahasia sendiri. Darahnya mengandung *biokode purba* bangsa Meridani — satu-satunya hal yang bisa membangkitkan “Jantung Laut”, senjata alamiah planet itu yang mampu menghancurkan semua mesin. Dan Zeron tahu…



Namun Zeron mengetahui rencana itu.

Ia menuduh kakaknya pengkhianat, mengirim pasukan drone laut dan pemburu baja untuk memburu mereka.


Dari sinilah dimulai pelarian gila: seorang pangeran robot yang mengkhianati rasnya, dan seorang putri duyung yang membawa rahasia purba — bahwa darah Meridani sebenarnya adalah jantung planet itu sendir. Bila Lyra mati, laut akan mati. Tapi bila ia hidup, laut akan bangkit dan menelan kerajaan logam yang menindasnya.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama