XXX
Bab 1 Eternal Recurrence
Seandainya ada permohonan yang dapat dikabulkan, aku hanya ingin tuhan memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam pada Reptilians yang menghancurkan Bumi. Mahluk yang paling aku benci sepanjang hidup. Aku sangat trauma dengan kejadian masa lalu yang seharusnya tak terulang lagi.
Aku kini menyadari segala sesuatu di dunia ini--semua pengalaman, kejadian, dan kehidupan--akan kembali dan terulang secara abadi dalam bentuk yang sama, mengalami setiap momen secara berulang terus-menerus.
Ini menguji prinsip-prinsipku dan menuntut keberanian untuk menerima dan mencintai kehidupan dalam seluruh kompleksitas dan kesulitan, mendorongku untuk menciptakan hidup yang layak diulang.
Tapi aku bersyukur bisa terlahir kembali di dunia yang indah ini dengan keberanian dan kekuatan terlepas dari semua pengalaman traumatisku di kehidupan sebelumnya.
Setelah bereinkarnasi ke dunia Azaroth, aku sadar memiliki penglihatan yang mengungkapkan asal-usulku yang tragis.
Meskipun orang-orang di sekitar menganggapku sebagai bayi biasa, aku memiliki keunikan yang tak terlihat dari luar: aku masih menyimpan ingatan dari kehidupan sebelumnya. Aku bisa melihat masa lalu dan masa depan. Namun aku tak bisa memilih apa yang ingin kulihat atau tidak. Kepalaku sakit. Penglihatan itu muncul begitu saja tanpa diundang.
Sejak kecil, aku menunjukkan ciri-ciri luar biasa. Meskipun tubuhku kecil dan rentan, pikiranku berfungsi jauh lebih matang daripada seorang bayi biasa. Aku menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang dunia di sekitarku karena aku memang sebenarnya sudah dewasa kan? Dan kadang-kadang, orang dewasa di sekitarku terkejut dengan kebijaksanaanku yang tampaknya melebihi usiaku.
Ayahku di kehidupan ini memperhatikan tanda-tanda ini dengan penuh harapan. Ia menyadari keunikanku bukanlah hal biasa dan mungkin merupakan tanda dari takdir lebih besar yang menantiku di masa depan.
Meskipun belum mampu berbicara atau melakukan sihir dengan kuat pada usia ini, aku mengembangkan ketertarikan yang luar biasa pada benda-benda di sekitarku. Aku tertarik pada detail-detail kecil yang sering kali terlewatkan oleh orang lain.
Aku bereinkarnasi menjadi anak di luar nikah dari seorang menteri sihir terkemuka di Kerajaan Azaroth of Dawn. Ayahku, seorang tokoh berpengaruh dalam kerajaan, memutuskan untuk mengurungku di sebuah menara di istana sebagai tindakan perlindungan.
Ayahku melakukannya untuk menjauhkanku dari istri sahnya yang sangat marah dan kecewa setelah mengetahui perselingkuhan suaminya. Ayahku berhubungan dengan ibu kandungku seorang penari istana karena tak kunjung memiliki anak dengan istri sahnya setelah 10 tahun menikah.
Istri sah ayahku, seorang bangsawan yang kuat dan ambisius, memiliki rencana untuk membunuhku sejak aku masih bayi. Namun karena konflik dengan ayahku memuncak, wanita itu hilang akal dan bunuh diri dan meminum racun setelah tepergok membunuh ibu kandungku. Lantaran malu dengan skandal itu, ayahku mengurungku di menara ini.
Di dalam menara, aku tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan berbakat. Meskipun terkurung dan memiliki energi sihir yang lemah, aku belajar sihir dan seni perang dari ayahku yang selalu mengunjungi aku secara rahasia.
Setidaknya aku yakin negeri ini damai tak seperti bumi di kehidupanku yang sebelumnya di mana manusia harus berperang secara mendadak melawan alien. Belum lagi perang dan kerusakan yang disebabkan manusia itu sendiri.
Setelah skandal yang melibatkan istri sahnya mulai mereda, ayahku mengajakku untuk tinggal di desa. Desa ini dikenal dengan nama Luminara Elfheim, tempat di mana setiap penduduknya memiliki kemampuan ajaib yang unik. Aku, yang sangat penasaran, dengan cepat bergabung dengan komunitas setempat dan mulai belajar berbagai keterampilan sihir dan bertualang.
Di tengah hutan yang diselimuti kabut pagi, aku berdiri terpesona, memandang sosok yang baru saja muncul dari antara pepohonan. Ada dua ras utama di Kerajaan Azaroth, kaum manusia penyihir dan elf, yang hidup berdampingan. Aku berkenalan dengan Elara Herabell, seorang gadis elf penyihir terkuat di Kerajaan Azaroth yang menjadi teman dekatku dan mengajariku berbagai sihir dasar.
Elara adalah seorang ksatria terkuat Kerajaan Azaroth sekaligus penyihir terkuat di dunia. Ia adalah seorang pemanah legendaris, hidup bersama suku pemanah yang tinggal di hutan Luminara. Elara yang paling berbakat di antara mereka.
Elara tampak seperti gambaran dari mitos yang hidup. Wajahnya adalah karya seni yang sempurna; tulang pipinya tinggi dan anggun, memberikan kesan kehalusan yang membuatku hampir lupa bernapas. Kulitnya, seputih embun pagi, berkilau bening lembut dalam sinar matahari yang menembus celah-celah dedaunan.
Rambutnya panjang dan berkilau warna perak yang nyaris transparan, jatuh seperti tirai sutra ke punggungnya. Ia seolah terbuat dari cahaya rembulan. Setiap gerakan rambutnya mengalun lembut seperti riak air di danau yang tenang. Matanya, besar dan pupilnya berwarba hijau zamrud, memancarkan kedalaman yang seolah menyimpan seluruh rahasia hutan. Tatapannya yang lembut dan penuh pengetahuan membuatku merasa seolah sedang diperhatikan oleh makhluk yang telah melihat ribuan tahun sejarah.
Busana Elara adalah gaun tipis berwarna hijau lumut, seolah terbuat dari daun dan bunga yang saling berkelindan. Gaun itu mengikuti setiap lekuk tubuhnya dengan keanggunan yang tak tertandingi, bergerak lembut seiring langkahnya. Kaki telanjangnya, yang hampir tidak menyentuh tanah, melangkah dengan keleluasaan yang membuatku merasa seperti berada di dunia yang sama sekali berbeda.
Saat Elara melangkah mendekat, aku bisa merasakan kehadirannya yang menyegarkan, seolah udara di sekelilingnya terisi dengan aroma bunga liar harum dan tanah basah. Setiap gerakannya memancarkan sebuah keanggunan yang menenangkan, dan aku tak bisa menahan rasa kagum yang mendalam. Elara adalah lambang keindahan yang seolah melampaui batas-batas dunia ini, dan aku, dalam keheningan hutan, merasakan kehadirannya sebagai anugerah yang langka dan tak tergantikan.
Meski sudah berusia ratusan tahun dan berasal dari Desa Luminara Elfheim, Elara sangat menyukai manusia terutama anak anak sepertiku. Memang aneh rasanya, ia awalnya memperlakukanku seperti anak taman kanak-kanak dan mengajariku memanah, namun ketika aku tumbuh dewasa ia tetap muda, ia mulai memperlakukanku seperti teman sebaya.
Suatu hari saat aku memberikannya sebuah bunga dan memberanikan diri mengungkapkan rasa cintaku padanya dengan polos. Anehnya, ia langsung menerimaku sebagai kekasih!
Bagaikan sebuah keajaiban, saat ia menerima cintaku semua pengalaman traumatis yang kuhadapi di kehidupanku sebelumnya, maupun kenangan masa kecilku yang tragis di Azaroth tiba-tiba lenyap, bagaikan sihir yang mematahkan kutukan. Aku pun mengenakan sebuah mahkota bunga ke atas kepala Elara dan menikmati hari indah bersamanya.
Elara adalah satu-satunya orang yang paling aku percayai. Aku hanya menceritakan semua kisah yang aku alami di kehidupan sebelumnya pada Elara. Aku juga mengungkapkan kerinduan pada rumahku di bumi dan juga kedua orang tua serta teman temanku. Elara dengan mata yang berkilauan seperti bintang dan rambut panjang berwarna perak, duduk di sampingku dengan sikap tenang penuh perhatian.
“Kadang, aku juga berpikir tentang rumah,” kata Elara tiba-tiba, suaranya lembut seperti semilir angin sore. “Dan aku ingat sesuatu yang penting.”
Aku menoleh padanya, tertarik dengan perubahan nada dalam suaranya. “Apa itu?”
Elara tersenyum lembut. “Rumah bukanlah tentang tempat fisik. Itu bukan tentang dinding dan atap atau tempat tidur yang nyaman.”
Aku memandangnya, bingung. “Lalu apa itu, kalau bukan itu?”
“Rumah adalah tempat di mana ada orang-orang yang kita sayangi,” jawab Elara, matanya bersinar dengan keyakinan. “Ketika kita bersama mereka, kita merasa diterima dan dicintai. Itu adalah tempat di mana hati kita merasa damai dan hangat.”
Aku merenungkan kata-katanya, memikirkan tentang keluarga dan teman-teman yang selama ini aku anggap rumahku. Aku merasa hatiku dipenuhi dengan rasa syukur dan cinta yang mendalam.
“Jadi, meskipun kita jauh dari tempat yang kita anggap rumah, selama kita bersama, kita selalu punya tempat untuk pulang?” tanyaku, mencoba memahami sepenuhnya.
Elara mengangguk. “Tepat sekali. Rumah adalah kehadiran dan perasaan yang kita bagi dengan orang-orang yang kita cintai. Ketika kita bersama mereka, kita tidak pernah benar-benar jauh dari rumah.”
Kata-kata Elara meresap dalam-dalam. Aku merasakan kehangatan yang membuatku percaya, di mana pun kita berada, selama kita bersama, rumah akan selalu ada di hati kita.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Azaroth, aku merasakan kebahagiaan yang belum pernah aku alami sebelumnya. Kerajaan Azaroth layaknya suasana desa pertanian dengan gaya bangunan Eropa abad pertengahan yang indah dan tentram, disertai pemandangan alamnya yang memukau, hutan yang bercahaya dengan bunga-bunga ajaib, sungai yang mengalir dengan air kristal, dan pegunungan yang menjulang tinggi dengan salju abadi.
Aku menemukan diriku di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh makhluk-makhluk fantastis dan ramah.
Bersama Elara, aku menjelajahi berbagai lokasi menakjubkan di Azaroth, seperti gua-gua berkilauan dan padang rumput yang dipenuhi dengan makhluk-makhluk fantastis. Elara adalah gadis yang sangat kuat, ceria, penyayang, dan pemberani. Aku hampir tak pernah melihat wajahnya tanpa senyuman tulus. Elara memiliki semangat tinggi. Ia menghabiskan waktu dengan berlatih sihir dan memanah setiap hari. Ia berusaha melindungi desanya dari berbagai ancaman monster.
Aku juga menjadi bagian dari kelompok petualang yang sering melawan monster jahat yang mengancam desa. Meskipun awalnya canggung, aku cepat belajar dan menjadi salah satu petualang terbaik di Luminara. Melalui petualangan-petualangan, aku membantu banyak orang dan mendapatkan banyak teman. Keberanian dan kebaikan hati Elara membuatnya dicintai oleh semua orang di desa, dan tentu saja termasuk diriku.
Hari-hariku di Azaroth dipenuhi dengan kegembiraan. Aku bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah aku bayangkan di kehidupan sebelumnya--mengendalikan sihir, berlari di padang rumput dengan kecepatan kilat, dan menjelajahi tempat-tempat yang penuh dengan misteri. Aku merasa seperti telah menemukan tempat yang benar-benar cocok untukku.
Di malam hari, ketika bintang-bintang bersinar terang di langit yang tidak pernah gelap, aku sering duduk di puncak bukit dengan Elara dan petualang lainnya, merenung tentang betapa beruntungnya aku. Dalam hatiku, aku merasa bahwa meskipun telah meninggalkan dunia lamaku, di Azaroth aku telah menemukan rumah sejati, tempat di mana kebahagiaan dan petualangan tak pernah berakhir.
Aku ingat ketika pertama kali masuk akademi sihir saat masih berusia enam tahun atau sama persis seperti anak anak di Bumi yang memulai sekolah dasar di usia sekitar enam tahun.
Dalam ruang kelas sihir yang megah di Akademi Azaroth, para siswa sedang berlatih dengan penuh semangat.
Aku dengan wajah yang letih dan tampak frustrasi, berdiri di sudut ruangan. Setiap siswa lain dengan mudah menghasilkan bola energi dan ilusi yang memukau, sementara aku berjuang untuk menghasilkan efek sihir yang sederhana.
Instruktur sihir, seorang penyihir tua dengan jubah biru, mengamatiku dengan tatapan penuh kesabaran. “Tesla, sekali lagi. Cobalah untuk mengumpulkan energi sihirmu dan bentuklah bola api,” perintah sang instruktur dengan suara lembut namun tegas.
Aku mengangguk dan mencoba sekali lagi. Aku mengumpulkan energi di tangan, tetapi hasilnya hanya berupa kilasan cahaya kecil yang hampir tidak terlihat. Suhu udara di sekelilingku tidak meningkat, dan energi yang kuhasilkan tampak tidak berarti.
“Aku tidak bisa melakukan ini,” ucapku pada instruktur sihir yang hanya mematung dengan tatapan sinis. Suaraku penuh keputusasaan. “Energi sihirku terlalu lemah. Aku tidak bisa membuat apapun dari itu.”
Beberapa siswa menatapku dengan mencibir, kasihan atau sekadar acuh tak acuh, membuatku merasa semakin tertekan. Dengan kepala tertunduk, aku duduk di sudut ruangan, merasakan ketidakberdayaan yang mendalam. “Aku telah mencoba segalanya, tapi tetap saja gagal...”
Kegagalanku di kelas sihir adalah kegagalan pertamaku. Aku merasa malu saat semua anak mengejekku karena tak mampu mengeluarkan energi sihir apapun. Aku merasa putus asa.
Padahal sebelum terlahir kembali sebagai Tesla Brajasenawarman, dulu di dunia sebelumnya orang-orang selalu memanggilku Reza Pamungkas, siswa jenius Kelas 5 SD peraih lebih dari 100 medali olimpiade matematika dan sains internasional, kebanggaan Indonesia.
Aku memegang Rekor Dunia MURI atas prestasi di bidang Matematika dan Sains Internasional. Aku seakan ditakdirkan terlahir sebagai orang jenius, tapi kenapa aku malah tak memiliki bakat apapun di dunia ini?
Di sebuah sudut jalan di Jakarta pada tahun 2030, aku seorang anak pra-remaja yang saat itu berusia 10 tahun, melintas di trotoar dengan langkah yang penuh percaya diri. Tubuhku ramping dan tegap. Aku mengenakan kaos biru yang pas dengan celana jeans gelap, tampil santai namun tetap stylish.
Rambutku yang hitam legam tertata dengan gaya yang sedikit berombak, menambah kesan cerdas dan modis. Namun, yang paling mencolok dari penampilanku adalah sepasang kacamata bundar yang membuat mataku yang tajam semakin bersinar. Kacamata itu, selain fungsinya, menambah aura intelektual dan karisma yang sangat menonjol.
Saat aku berjalan, beberapa orang di sekitarku mulai berkomentar penuh semangat.
"Perhatikan anak itu," kata seorang pria paruh baya kepada temannya. "Dia baru berusia 14 tahun, tapi dia tampak seperti seorang jenius dan dewasa."
"Benar," jawab wanita di sampingnya. "Dia juga sangat tampan. Fitur wajahnya sangat khas, mata yang cerdas, rahang yang tegas, dan senyum yang memikat. Ada sesuatu yang istimewa tentang cara dia membawa dirinya."
Seorang remaja yang melintas bersama temannya juga ikut berkomentar, "Aku pernah mendengar tentang dia. Katanya, dia bisa menyelesaikan soal matematika tingkat lanjut dan selalu menjadi yang terdepan dalam diskusi akademis. Meskipun dia masih muda, ada sesuatu yang sangat mengesankan tentang dirinya."
"Rambutnya tertata dengan sangat baik, dan wajahnya, lihatlah, dengan fitur yang halus dan ekspresi yang penuh percaya diri, sepertinya dia adalah anak yang sangat cerdas," timpal teman di samping remaja itu.
Aku tidak memedulikan percakapan mereka. Aku terus melangkah dengan tenang, seolah-olah dunia di sekelilingku hanyalah latar belakang untuk petualangan yang lebih besar yang sedang menungguku. Keberadaanku yang dipenuhi dengan aura misterius dan karisma, membuat banyak orang yang melihatku merasa aku adalah remaja istimewa dengan potensi yang luar biasa.
Lahir di Yogyakarta pada tahun 2020 sebagai anak tunggal sebelum pindah ke Jakarta saat aku 10 tahun, aku menunjukkan bakat luar biasa dan berprestasi di berbagai bidang akademik sejak usia dini. Ketertarikan dan bakatku dalam sains membuatku dikenal sebagai salah satu siswa terbaik di sekolah.
Aku sering mengikuti olimpiade sains tingkat nasional maupun internasional, meraih berbagai medali emas dan perak. Kemampuan analitis dan pemecahan masalah membuatku menonjol di kalangan teman-teman sebaya.
Aku menghabiskan banyak waktu di laboratorium sekolah, mengerjakan eksperimen dan proyek-proyek sains yang sering kali membawaku ke posisi puncak dalam kompetisi-kompetisi bergengsi.
Keterampilanku dalam sains tidak hanya terbatas pada teori, tetapi juga pada praktik. Aku terlibat dalam berbagai penelitian ilmiah dan seringkali mendapatkan pujian dari para guru dan mentor. Prestasiku memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan ilmuwan dan peneliti di berbagai seminar dan workshop.
Di luar akademik, aku juga memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas ekstrakurikuler. Aku aktif dalam klub sains di sekolah, sering kali menjadi pembicara dalam presentasi dan memimpin tim dalam proyek-proyek ilmiah. Keuletan dan dedikasi membuatku menjadi inspirasi bagi teman-teman sebaya.
Di kehidupan sebelumnya, aku selalu menggunakan waktu istirahat atau hari liburku untuk belajar matematika dan sains. Bukan hanya untuk masuk ke universitas terbaik tapi aku merasa matematika membuat hidupku lebih menarik, karena itu bukan sesuatu yang bisa dilalui dengan sembarangan dan rasa pencapaian setelah berhasil menyelesaikannya membuatku puas.
Namun, rumus sihir di dunia ini ternyata memang lebih sulit daripada matematika, mungkin karena menggunakan aksara kuno yang sudah tak dipakai lagi. Ingatanku tentang matematika di kehidupanku sebelumny mungkin bisa menguraikan sihir untuk meminimalkan waktu penyebutan mantra dan menciptakan rumus sihir yang telah disederhanakan tanpa mengurangi efek kekuatan sihirnya.
Saat aku menunduk, sebuah pemikiran tiba-tiba muncul dalam benakku. Aku harus membawa pendekatan analitis dan strategis dalam menghadapi tantangan baru setelah bereinkarnasi. Aku memiliki energi sihir yang sangat lemah dibandingkan anak-anak lain namun memiliki kemampuan kontrol energi sihir yang baik.
Bayangan rumus (E = mc^2) dari pelajaran tentang fusi nuklir di Bumi melintas di pikiranku. Aku berasal dari Bumi, tentu aku punya ide memanfaatkan prinsip fusi nuklir untuk memperkuat kekuatan sihirku. Dengan menggunakan sihir aku mungkin mengkonversi massa objek seperti batu untuk diubah menjadi energi ledakan.
Aku tiba-tiba teringat bagaimana prinsip konversi massa menjadi energi ini bisa sangat berguna. “Kenapa tidak mencoba prinsip itu untuk sihir?” gumamku. “Mungkin aku bisa menggunakan konsep itu untuk meningkatkan efisiensi energi sihirku yang lemah.”
Fusi nuklir adalah proses di mana dua inti atom bergabung untuk membentuk inti yang lebih berat, disertai dengan pelepasan energi yang sangat besar. Energi yang dilepas ini mengikuti hukum Einstein (E = mc^2), di mana (E) adalah energi, (m) adalah massa yang hilang, dan (c) adalah kecepatan cahaya, menggambarkan besarnya energi yang dihasilkan dari konversi massa ke energi.
Ini adalah proses sama yang terjadi di dalam matahari dan bintang-bintang lain, di mana suhu dan tekanan ekstrem menyebabkan inti hidrogen bergabung membentuk helium, melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas. Dalam sihir, aku mungkin bisa mengumpulkan massa material, seperti batu atau logam sebagai "bahan bakar" yang akan kuubah menjadi energi untuk proses fusi.
Dengan semangat baru, aku berdiri dan kembali ke meja latihan. Aku mengatur beberapa batu kecil di hadapanku, memikirkan rumus yang dulu kupelajari: mengubah massa menjadi energi dan sebaliknya. Aku bergegas membuat lingkaran sihir dan merapalkan mantra untuk mengaktifkan konversi energi.
Aku menggambar lingkaran sihir di sekitar batu-batu tersebut, menyiapkan formula sihir yang didasarkan pada konsep konversi massa, membuat lingkaran sihir dan merapalkan mantra untuk mengaktifkan konversi energi. Lingkaran sihir ini berfungsi sebagai alat untuk mengontrol dan memfasilitasi proses konversi massa menjadi energi.
"Berapa besar energi yang dihasilkan dari batu ini?" gumamku. "Massa batu ini sekitar satu kilogram. Kecepatan cahaya adalah 3 x 10^8 meter per detik. Energi yang dihasilkan harus sekitar 9 x 10^16 Joule."
Dengan menggunakan kendali sihir yang tepat, aku dapat menciptakan kondisi yang diperlukan untuk fusi. Ini mungkin melibatkan peningkatan tekanan dan suhu secara magis di dalam lingkaran sihir untuk mendekatkan inti massa agar terjadi penggabungan.
“Aku harus bisa melakukan ini,” bisikku pada diriku sendiri. “Aku akan menggunakan energi dari massa batu ini sebagai dasar sihirku.”
Aku mulai merapalkan mantra. Energi sihirku terfokus pada batu-batu itu. Aku menciptakan medan magis yang menyusun kembali massa batu menjadi bentuk energi yang lebih efisien. Setiap gerakan dan kata-kata mantra aku pertimbangkan dengan hati-hati. Aku berusaha keras untuk menyesuaikan energi agar sesuai dengan prinsip (E = mc^2).
Setelah beberapa saat, lingkaran sihir mulai bersinar dengan intensitas yang baru. Energi mulai terkumpul di tengah-tengahnya, dan bola api kecil mulai terbentuk di tanganku. Cahayanya cerah dan panas, jauh lebih kuat daripada sebelumnya.
Setelah inti-inti atom bergabung, energi yang dihasilkan dari proses fusi--dalam konteks sihir adalah energi magis--akan dikumpulkan dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti ledakan kuat, peningkatan kekuatan, atau pembuatan artefak magis.
Aku tidak bisa menyembunyikan senyum puas di wajahku. “Ini berhasil! Dengan menggunakan konversi massa, aku bisa menghasilkan energi sihir yang lebih kuat!”
Instruktur dan teman-teman sekelasku menatap dengan kekaguman. Sang instruktur tersenyum. “Bagus sekali, Tesla. Kamu telah menemukan cara untuk memanfaatkan potensi energi sihirmu dengan lebih efektif. Teruslah berlatih dengan metode ini.”
Aku merasa lega dan penuh harapan. Aku sadar meski menghadapi banyak kegagalan, pengetahuan dan kreativitas--termasuk pelajaran dari masa laluuku--memberi kekuatan untuk mengatasi tantangan. Aku terkejut rumus relativitas khusus Einstein bisa bekerja di dunia sihir ini. Aku rasa ini harus tetap menjadi rahasia. Aku yang hanya penyihir payah bisa tak terkalahkan dengan pengetahuan sederhana ini...
Meskipun aku harus mengontrol energi yang dihasilkan untuk mencegah ledakan yang tidak diinginkan dan untuk memanfaatkan energi dengan efisien sesuai kebutuhan, biar bagaimanapun energi nuklir sangat berbahaya. Berbekal pengetahuan ini dan ilmu sihir, aku bisa menjadi sosok malaikat kematian penghancur dunia.
---
Bab 2: Threat Signal
Usiaku kini sudah 10 tahun di dunia Azaroth, usia yang sama ketika aku dulu tewas akibat serangan bangsa Reptilians di Bumi. Aku selalu berdoa supaya tak mengalami nasib yang sama dengan kehidupanku sebelumnya karena aku bahagia di sini.
Aku sudah lulus dari akademi sihir sebagai lulusan terbaik meskipun memiliki sihir yang lemah. Energi sihirku yang lemah justru mampu menciptakan reaksi fusi secara instan tanpa alat apapun. Dengan pengetahuanku yang luas tentang sains aku bisa membuat sains menjadi sangat keren seolah-olah itu adalah sihir. Aku kini bekerja sebagai penyihir dan pandai besi di istana.
Usia yang masih muda tidak menghentikan tekadku mencoba berbagai eksperimen dengan sihir. Berbeda dengan anak-anak lain yang memiliki kekuatan sihir melimpah, aku merasa kemampuanku sangat lemah. Namun, aku memiliki keterampilan kontrol energi sihir yang sangat baik, kekuatan yang kugunakan untuk berpikir di luar kebiasaan.
Aku memulai pelatihan intensif untuk memanfaatkan penemuan baruku, siap menghadapi tantangan yang akan datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
Aku menciptakan banyak teknologi baru sebagai senjata dengan menggunakan ilmu sihir dan sains. Sekarang aku memiliki kekuatan yang tak dimiliki penyihir lain, mengubah massa menjadi energi yang besar berkali-kali lipat. Aku melatih kekuatan sihir ini selama bertahun-tahun sejak hari pertama masuk ke akademi sihir di Kerajaan Azaroth.
Aku mulai memperhatikan perilaku dan pola pikir para pejabat dan bangsawan di Azaroth dengan lebih cermat. Setelah pengalaman pahitku yang mengerikan dengan Ras Reptilian di dunia sebelumnya, aku memiliki prasangka buruk dan agak paranoid. Meskipun terasa mustahil dan berlebihan, tapi aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan alien juga mungkin telah menyusup ke dalam kehidupan politik dan sosial Azaroth.
Sejak beberapa tahun lalu warna rambut bangsawan Azaroth berubah menjadi kemerahan entah hanya tren atau apa, tapi yang jelas sangat mirip dengan pejabat Bumi di zaman dulu yang ternyata adalah Reptilians. Pupil mata mereka bisa berubah menjadi warna hijau hazel yang tidak normal, padahal sebelumnya mereka tampil di publik dengan pupil mata biru atau coklat.
Ketika tersenyum gigi bawah mereka terlihat runcing. Mereka memiliki kemampuan melihat dan mendengar yang tajam. Dari informasi yang kudapat dari tabib kerajaan, tekanan darah mereka rendah, memiliki bekas luka aneh yang tak bisa dijelaskan, dan yang paling mencurigakan ada seorang pelukis yang berhasil menangkap basah salah satu dari mereka sedang memakan lalat. Tak hanya itu, lidah mereka dapat memanjang layaknya katak.
Belakangan ini, aku juga mendengar desas-desus aneh tentang Pangeran Galen, sepupu Pangeran Peter Azaroth, yang merupakan putra mahkota kerajaan ini.
Saat melakukan kunjungan ke Desa Luminara Elfheim, Pangeran Galen awalnya tampak baik-baik saja. Namun, tiba-tiba wajahnya tampak meleleh, dan pengawal istana segera menutupi wajahnya dari pandangan penduduk desa. Mereka mengelap wajahnya yang penuh keringat. Pangeran Galen mengerang kesakitan.
Pengawalnya segera meminta penduduk untuk tidak melihat atau melukis Pangeran Galen. Beberapa anak kecil yang iseng sempat mengintip. Anak-anak itu berbisik ke orang tuanya, seluruh mata Pangeran Galen berubah menjadi hitam, tubuhnya membesar, dan bersisik seperti kadal. Keadaan menjadi kacau, banyak anak-anak menangis dan berlarian setelah melihat penampakan yang mengerikan itu. Namun orang-orang dewasa tidak mempercayai cerita anak-anak, menganggapnya hanya sebagai khayalan.
Berbeda dengan penduduk Azaroth yang konservatif dan fundamentalis serta hanya mempercayai keberadaan ilmu sihir, kebanyakan bangsawan di Azaroth akhir-akhir ini mulai menunjukkan ketertarikan dengan sains dan luar angkasa. Namun penduduk Azaroth menganggap para bangsawan itu hanya sedang menggilai sesuatu di luar sihir.
Tapi bagiku semua terasa jelas. Bukti-bukti ini terlalu jelas. Bisa jadi mereka adalah bangsa Reptilians!
Aku mulai mencurigai beberapa pejabat dan bangsawan yang terlalu vokal dalam menentang perubahan atau perlindungan terhadap negara. Pola pikir mereka yang tampak terlalu logis atau terlalu dingin dalam menghadapi ancaman yang seharusnya menimbulkan kepanikan atau keprihatinan kian menimbulkan kecurigaan.
Aku tidak boleh menceritakan kecurigaanku kepada orang lain secara langsung karena tanpa bukti konkret, tuduhan semacam itu bisa merusak reputasiku sendiri. Sebaliknya, aku memilih untuk melakukan penyelidikan diam-diam. Aku menggunakan keahlianku dalam sihir untuk mengamati aura dan energi yang tidak biasa dari individu-individu tertentu.
Selama penyelidikan itu, aku menemukan beberapa kejanggalan. Misalnya, beberapa bangsawan dilaporkan kehilangan kemampuan sihir yang harusnya sudah dimiliki semua penduduk Azaroth sejak lahir, atau perilaku yang tidak konsisten dengan citra publik mereka. Namun, aku menyadari ini tidak cukup menjadi bukti yang meyakinkan.
Dalam pencarianku untuk bukti yang lebih kuat, aku merencanakan untuk mendapatkan akses ke informasi rahasia atau melakukan pengawasan lebih intensif terhadap individu-individu yang kucurigai. Aku menyadari tindakanku ini mungkin membawa risiko besar, termasuk kemungkinan aku sendiri bisa menjadi target dari ras alien yang tersembunyi itu.
Dengan hati-hati, aku bertekad untuk mengungkap kebenaran dan melindungi Azaroth dari ancaman yang mengintai, bahkan jika itu berarti menghadapi musuh yang tersembunyi di antara orang-orang yang seharusnya aku percayai.
Aku menyelinap ke dalam istana kerajaan yang ditempati oleh salah satu penguasa tertinggi di Azaroth, Pangeran Galen.
Di tengah kegelapan malam yang menyelimuti Kota Azaroth, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu yang mencurigakan tentang Pangeran Galen yang baru saja kembali dari perjalanan diplomatik ke Republik Frankania.
Mataku tiba-tiba terfokus pada sebuah ruangan tersembunyi yang kutemukan di dalam istana. Di dalamnya, terdapat artefak-arteafk misterius dan buku-buku kuno yang berisi mantra kuat. Tiba-tiba, Pangeran Galen masuk ke dalam ruangan itu. Aku bersembunyi di balik sekat tembus pandang, namun sepertinya upayaku sia-sia.
"Kau tidak seharusnya ada di sini!" teriak Pangeran Galen dengan suara mengancam, sambil mengubah wujudnya menjadi sesosok makhluk bersisik dan mata merah menyala.
Pangeran Galen Azaroth, kakak sepupu dari Pangeran Peter Azaroth yang dikabarkan menghilang setahun silam dan kembali seminggu lalu, pasti tubuhnya telah dicuri oleh Reptilians.
"Dunia ini adalah milik kami sejak proyek portal kuantum dibuat tahun lalu. Kami membutuhkan manusia dari berbagai universe untuk makanan dan objek penelitian kami!" lanjut Pangeran Galen dengan suara menggeram.
Aku terkejut melihat kebenaran di depan mataku. Ras Reptilian telah mengambil alih posisi penting di pemerintahan dan kerajaan untuk mengontrol populasi manusia penyihir dan elf di Azaroth.
Mereka mengendalikan keputusan politik dan sosial untuk kepentingan mereka sendiri, sambil memanfaatkan manusia sebagai sumber energi, sama seperti yang terjadi di Bumi! Mimpi buruk dan pengalaman traumatisku menjadi kenyataan!!!
Dengan hati-hati, aku menyiapkan senjata besi andalanku dan mempersiapkan mantra-mantra sihir untuk mengubah objek menjadi energi fusi. Aku harus menghadapi kekuatan gelap yang telah lama mengintai di dalam bayangan untuk melindungi kedamaian dunia baru ini.
Awalnya, aku mengira akan ada pertarungan besar antara aku dan mahluk mengerikan di depanku ini, tapi ternyata dia malah membiarkanku hidup dan terlihat meremehkanku. Dia mengancam akan melukai orang-orang yang kusayangi jika melawan atau menyebarkan identitas asli Ras Reptilians ke penduduk Azaroth. Aku hanya mengangguk dengan gemetar. Aku merasa tak percaya diri bisa menang melawannya. Aku lari ketakutan...
Aku segera kembali ke menara saat melihat kejadian horor yang mengguncang jiwaku. Saat aku berusaha melupakan itu aku malah bermimpi ayahku sang menteri sihir nantinya tewas akibat infiltrasi bangsa Reptilians yang membunuhnya dan mencuri identitasnya dengan mereplikasi tubuh agar dapat mengendalikan kebijakan di kerajaan. Aku yakin itu bukan sekadar mimpi tapi penglihatan masa depan dan biasanya aku tak bisa mengubah penglihatan masa depan itu.
Sebelum mereka ke Azaroth, dulu di Bumi bangsa Reptilians juga menyamar menjadi manusia dan mencuri identitas berbagai pejabat dan pemimpin dunia yang mereka bunuh untuk mengendalikan politik dan kebijakan di Bumi sebelum mengontrol manusia dan menguasai Bumi. Nereka mempelajari budaya, bahasa, dan pemikiran penduduk yang ingin mereka kontrol.
Aku yakin, banyak bangsawan Kerajaan Azaroth yang asli telah mati sama seperti yang terjadi di Bumi. Infiltrasi alien yang menyamar sebagai berbagai tokoh penting di Bumi ketika banyak politisi hingga presiden yang sudah mati dan posisinya digantikan Ras Reptilians yang menyamar terjadi lagi!
Ras reptilian, mahluk superior dengan tingkat kesadaran kosmik, mampu menyamar menjadi manusia dan meminum darah para bangsawan untuk mengendalikan kebijakan politik kerajaan dengan tujuan menguasai dunia Azaroth.
Aku muak dengan keberadaan kadal-kadal itu, apalagi yang ingin mereka rebut dariku? Mereka sudah mengambil hidupku yang bahagia di kehidupan sebelumnya, kenapa mereka seakan tak puas dan ingin mengusikku di kehidupan kedua? Aku berusaha keras berpikir positif, mungkin saja ini kesempatan yang diberikan oleh tuhan untuk membalaskan dendamku pada mereka.
XXX
BAB 3
Aku duduk sendirian di tengah lapangan luas, matahari senja menerangi wajahku yang penuh semangat. Di sekelilingku, penduduk-penduduk Azaroth berkerumun dengan ekspresi campuran dari rasa heran hingga cemoohan.
Lalu aku berdiri di hadapan sekelompok penduduk Azaroth yang berkumpul di balai kota. Aku mengenakan baju zirah yang baru dan pedang di pinggang sebagai tanda kalau aku sudah lulus akademi sihir dan menjadi salah satu lulusan terbaik. Namun, aku merasakan tekanan dari tatapan skeptis penduduk desa. Suasana ceria yang mengelilingi penduduk desa kontras dengan beban yang aku rasakan.
Aku harus menyebarkan informasi penting ke semua orang sebelum Azaroth benar-benar dikuasai oleh Ras Reptilians.
Dengan tekad yang membara dalam setiap kata, aku memulai pidato. "Teman-temanlah, yang dicari oleh Sang penyihir, bukan mayat-mayat, gembalaan-gembalaan atau penganut-penganut. Mereka yang menggoreskan nilai-nilai baru di atas tatanan baru. Aku Tesla Brajasenawarman berasal dari dunia lain, tempat yang disebut Bumi. Di sana, aku hidup sebagai manusia biasa sebelum aku bereinkarnasi ke sini," kataku dengan serius.
Berita yang aku bawa justru memicu tawa sinis. Seorang penduduk tidak dapat menahan diri, tertawa terbahak-bahak mengejek pernyataanku. "Haha! Filsuf gila! Kamu bilang kamu berasal dari dunia lain Tesla? Itu terlalu konyol untuk dipercaya!" Penduduk mencibir sambil mengejap-ngejapkan matanya.
Penduduk Azaroth mentertawakan dan mengejekku karena percaya alien. Di dunia Azaroth yang penuh sihir, teknologi dan keberadaan mahluk ekstraterestrial seperti alien dianggap sebagai mitos.
Beberapa di antara mereka tertawa lepas, menganggap berita yang aku bawa sebagai hiburan semata. Yang lain menggelengkan kepala dengan tatapan sinis, meremehkan percakapan yang dianggap tidak masuk akal.
"Kalian harus percaya padaku!" seruku dengan penuh keyakinan. "Mereka ada di sini, di antara kita! Ras Reptilian dari planet Alpha Draconia. Mereka telah menyusup ke dalam tubuh pemimpin kita, mengendalikan segala keputusan yang dibuat di kerajaan ini dan akan mengontrol kehidupan masyarakat di kerajaan Azaroth of Dawn. Aku mendapatkan penglihatan masa depan jika bangsa Reptilians akan tiba ke Bumi Midgardcapawipa"
Orang-orang di sekitarku terkekeh, menganggapku sebagai seorang delusional yang terlalu sering mendengar kisah dongeng.
"Sudahlah, Tesla," kata seorang penduduk dengan santai. "Jangan terlalu banyak membaca cerita-cerita fantasi. Dunia kita dipenuhi dengan sihir dan keajaiban, tapi alien? Itu terlalu jauh."
Aku menatap mereka dengan mata berbinar. "Ini bukan fantasi. Mereka nyata! Mereka telah memanipulasi sejarah dan memperbudak umat manusia selama berabad-abad."
"Sudah cukup, Tesla," ujar seorang wanita dengan lembut. "Kita tahu kau punya imajinasi yang kaya, tapi percayalah, dunia ini jauh dari apa yang kau bayangkan."
Aku menggigit bibirku, mencoba menahan frustrasi. "Kalian harus mendengarkanku. Kita harus bersatu melawan mereka sebelum terlambat!"
Orang-orang di sekitarku menggelengkan kepala, menganggapnya sebagai panggilan keras kepala yang sia-sia.
"Kau lebih baik fokus pada pekerjaan besi dan sihirmu, Tesla," kata seorang tua dengan bijaksana. "Jangan biarkan dirimu terbawa oleh kisah-kisah yang tak masuk akal."
Dengan langkah berat, Aku bangkit memandang penduduk Azaroth yang masih bersikeras dalam ketidaktahuan mereka. "Kalian akan menyesal tidak mendengarkan peringatanku," gumamku pelan sebelum berjalan menjauh.
Saat langit senja mulai memerah, aku meninggalkan kerumunan itu dengan hati yang berat, memikul beban pengetahuan yang hanya dia pahami sendiri.
Penduduk lain ikut serta, menggelengkan kepala dengan senyum sinis. "Bagaimana mungkin kamu datang dari dunia lain? Apakah ini lelucon?" Ujar mereka sambil mengedipkan mata
Aku berusaha menenangkan diriku, meskipun hatiku terasa tertekan. "Aku serius. Di Bumi, kami hidup di zaman yang sangat berbeda. Ras Reptilian telah menghancurkan Bumi, dan aku terlahir kembali di sini dengan tujuan untuk melawan mereka," kataku dengan penuh harapan agar mereka mulai memahami.
Namun, respons mereka tidak berubah. Salah satu penduduk berkata dengan nada mengejek, "Kau sebaiknya berhenti membuang waktu dengan cerita aneh. Jika kau benar-benar seorang ksatria, tunjukkan kemampuanmu, bukan hanya bualan tentang asal-usulmu."
Mereka tidak mengerti aku, aku bukanlah mulut ke telinga-telinga mereka. Aku merasa seperti para pengkhotbah yang diabaikan oleh umatnya ketika berbicara dengan penduduk Azaroth, padahal aku membawa berita penting yang dapat menyelamatkan mereka dari malapetaka.
Tidak ada penggembala, dan satu gembalaan. Setiap orangnya menginginkan sesuatu yang sama, setiap orangnya setara: sesiapa yang punya pemikiran yang lain harus dengan ikhlas pergi ke rumah sakit jiwa. Tak ada tempat untuk para penakluk atau jenius.
Rasa marah mulai membakar diriku, tetapi aku berusaha untuk tetap tenang. Menyadari bahwa kata-kataku tidak akan mengubah pandangan mereka saat itu juga, aku menarik napas dalam-dalam dan berbalik menuju ruang latihan. aku tahu bahwa bukti nyata akan berbicara lebih keras daripada kata-kata. Dengan tekad yang semakin kuat, aku meninggalkan kerumunan yang kini mulai kembali pada aktivitas mereka, meninggalkannya dalam kesendirian yang penuh determinasi.
Di dalam dunia isekai Azaroth, ada sebuah portal kuantum yang disebut Heavents Gate tersembunyi di dalam hutan terlarang, aku menelitinya bersama beberapa penyihir yang mencoba menyembunyikan identitasnya setelah peristiwa kemunculan Pangeran Galen yang identitasnya dicuri Ras Reptilians. Aku menggunakan pengetahuanku tentang teknologi alien dan sihir untuk mencari cara menghentikan invasi tersebut tapi portal ini sepertinya tak dapat dihancurkan dengan kekuatan sihir.
Ras Reptilian mahluk yang tak pernah habis keserakahannya, dengan teknologi canggih mereka dari planet Alpha Draconia, menciptakan portal ini dan menghubungkannya dengan Kapal Herodah M78. Mereka merencanakan untuk menggunakan portal tersebut sebagai gerbang untuk menaklukkan Azaroth, dunia yang kaya akan sumber daya magis dan kekuatan mistis.
Pada suatu malam gelap yang diterangi oleh bulan purnama, para ksatria dan penyihir kerajaan yang menjaga kerajaan terkejut menemukan bahwa Ras Reptilian telah berhasil membuka portal kuantum dan menuju Azaroth. Pasukan alien berwujud manusia kadal dengan teknologi maju segera menyerbu Azaroth dan melakukan infiltrasi.
Portal ini tidak diketahui oleh sebagian besar penduduk, kecuali oleh beberapa ahli sihir tertentu yang telah meneliti artefak kuno. Baru baru ini aku juga meneliti Heavents Gate namun aku gagal menemukan Cara untuk menghancurkannya agar Ras Reptilians tak lagi memiliki akses ke dunia ini.
Hanya sebagian kecil penyihir yang mengetahui Heavents Gate karena istana kerajaan Azaroth sudah diinfiltrasi oleh Ras Reptilians yang menyamar sebagai bangsawan Azaroth. Kebanyakan penyihir itu bungkam karena Ras Reptilians mengancam akan menyakiti keluarga mereka jika para penyihir itu membocorkan keberadaan mereka ke rakyat Azaroth.
Di suatu sudut terpencil dari Azaroth, terdapat sebuah laboratorium tersembunyi yang dikelola oleh Ras Reptilian. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan teknologi canggih dan layar holografik yang memantulkan gambar-gambar dari sel-sel penahanan yang berisi berbagai ras fantasi dan makhluk mitologi.
Di dalam sel-sel tersebut, terlihat berbagai makhluk yang berbeda-beda: seorang peri kecil dengan sayap transparan yang bersinar, seekor naga berkepala tujuh yang tertidur dalam belitan api biru yang melingkupinya, seorang elf dengan kulit berkilauan dan mata tajam yang memancarkan aura kebijaksanaan, dan banyak lagi makhluk ajaib lainnya dari seluruh penjuru Azaroth.
Para Reptilian, mengenakan jubah teknologi tinggi yang memantulkan cahaya ungu, sedang sibuk melakukan observasi dan eksperimen terhadap makhluk-makhluk ini. Mereka menggunakan peralatan medis canggih untuk mengukur energi magis, mengamati perilaku, dan memetakan struktur biologis makhluk-makhluk ini.
Di sudut ruangan, terdapat layar besar yang menunjukkan bagaimana mereka melakukan pengujian dan manipulasi terhadap energi magis makhluk-makhluk tersebut, mencoba memahami dan mengekstraksi kekuatan alamiah yang dimiliki oleh ras-ras fantasi dan makhluk mitologi Azaroth.
Suasana di laboratorium tersebut terasa tegang dan gelap, dengan cahaya ungu yang terpantul dari peralatan teknologi Reptilian yang menciptakan kontras dengan warna-warna alami dan kehidupan yang ada di dalam sel-sel penahanan. Makhluk-makhluk ini, yang sebelumnya hidup bebas di dunia mereka sendiri, sekarang menjadi subyek riset dan eksperimen di tangan para penjajah alien yang tak terlihat.
Tingkat penderitaan dan ketidaknyamanan para tawanan itu dapat terlihat jelas dalam tatapan mereka yang kesakitan dan cara mereka bergerak yang terbatas di dalam sel-sel itu. Mereka, yang dulunya dihormati dan dihormati sebagai penjaga alam dan penjaga Azaroth, sekarang dipaksa untuk berada di bawah kendali dan penelitian invasif Ras Reptilian.
Aku merasakan panggilan untuk melawan invasi ini. Dengan memadukan keahlian sihir dan kecakapan pandai besi, aku memimpin pertahanan rahasia bersama ksatria-ksatria kerajaan dan penyihir-penyihir terkemuka. Namun sayangnya, semua penduduk menggangapku gila dan tak percaya dengan keberadaan Ras Reptilians.
XXX
Bekas putra mahkota Peter Azaroth kini terjerat dalam pelarian setelah terlibat dalam peristiwa yang memicu invasi Ras Reptilians. Dalam upayanya untuk mengusir ras alien ini dari Azaroth, Peter melancarkan sayembara yang menarik perhatian penyihir dan pahlawan dari seluruh kerajaan.
"Siapa pun yang mampu mengalahkan Ras Reptilians dan meraih kemenangan dalam pertempuran ini," seru Peter dengan suara penuh tekad, "akan diberikan gelar ksatria agung dan hak untuk menikahi adik perempuanku, Putri Wendy Azaroth."
Mendengar tawaran ini, para pahlawan dari latar belakang yang beragam berbondong-bondong datang, masing-masing siap menghadapi ancaman yang mengguncang dunia mereka.
Di tengah persaingan sengit ini, Peter Azaroth sendiri bergelut dengan rasa bersalahnya, berusaha keras menebus kesalahan dan mengembalikan kepercayaan serta kedudukannya di kerajaan. Sementara itu, persatuan dan keberanian para pahlawan dan penyihir diuji saat mereka berhadapan dengan kekuatan misterius dan manipulatif dari Ras Reptilians.
Sayembara ini bukan hanya ujian keberanian dan loyalitas, tetapi juga titik balik dalam kisah yang menentukan nasib Azaroth dan seluruh dunia isekai tempat mereka hidup.
Dulu, Peter Azaroth dan adiknya, Wendy Azaroth adalah seorang anak yang nakal, malas, dan manja. Sebagai putra mahkota yang akan mewarisi tahta Azaroth of Dawn dari ayahnya, ia sering kali mengabaikan tanggung jawabnya. Namun, segalanya berubah dengan cepat ketika ayahnya tewas secara tragis oleh tangan Hook dan Smee, orang-orang kepercayaan ayahnya sendiri. Mereka telah berkhianat, bergabung dengan Ras Reptilians yang ingin menginvasi Azaroth.
Setelah kematian ayahnya, Peter Azaroth menjadi buronan di tanah Azaroth yang dulu ia anggap sebagai rumahnya sendiri. Dia harus melarikan diri dari pengejaran yang tak henti-hentinya oleh pasukan Hook dan Smee yang sekarang bersekutu dengan Ras Reptilians. Peter merasa tertekan dan terasing, tidak hanya karena kehilangan ayahnya, tetapi juga karena kepercayaan yang telah dia curahkan kepada orang-orang yang ternyata tidak setia.
Setelah James dan Smee membunuh raja dan ratu, berkhianat ke ras Reptilians, Ras Reptilians mencuri identitas raja dan ratu yang asli mereka juga menciptakan kloning pangeran Peter Azaroth. Mereka lalu menyebarkan berita jika Pangeran Peter Azaroth yang asli adalah penipu yang harus dihukum mati, begitupun penduduk desa yang melindungi Pangeran Peter dari Ras Reptilians.
Entah penduduk Azaroth memang bodoh atau hanya sangat polos mereka percaya begitu saja dengan propaganda yang dikoarkan oleh Ras Reptilians meskipun mereka orang asing yang mempelajari budaya dan cara berpikir penduduk asli yang akan mereka taklukan, Pangeran Peter Azaroth yang asli, yang saat itu mengadakan sayembara untuk membebaskan kerajaan Azaroth dari Kudeta yang dilakukan oleh James dan Smee kini diburu oleh penduduk Azaroth sendiri yang terlalu terbuka dan percaya dengan orang asing hanya karena memberikan mereka berbagai fasilitas.
Ras Reptilians adalah mahluk yang paling munafik di alam semesta. Setelah keberadaan ras reptilian terbukti nyata saat mereka berusaha mengejar pangeran Peter dan putri Wendy dengan Pesawat Herodah M78, mereka tiba tiba langsung menunjukkan diri di depan masyarakat agar tak menunjukkan kecurigaan jika para bangsawan Azaroth sudah diinfiltrasi, mereka mengklaim akan membantu Bumi Midgardcapawipa khususnya kerajaan Azaroth mengejar ketertinggalan teknologi dibandingkan mereka, karena orang orang di Azaroth sangatlah ramah dan baik hati mereka yang merupakan orang asing bisa mendapatkan tempat di hati penduduk Azaroth.
Mereka membantu Azaroth mengembangkan ilmu kedokteran, membuat taman bermain, kolam air panas hingga menara luar angkasa.
Aku memutuskan untuk mengikuti sayembara bukan semata untuk mendapatkan gelar ksatria agung atau bahkan untuk menikahi Putri Wendy.Karena aku sudah mencintai Elara gadis Elf yang merupakan cinta pertamaku.
Motivasi utamaku adalah untuk membalaskan dendam atas kehancuran yang kualami bersama keluargaku di kehidupan sebelumnya, yang disebabkan oleh invasi Ras Reptilian.
Bersama dengan Pangeran Peter Azaroth dan Putri Wendy Azaroth Kami akan memulai petualangan berbahaya. Mereka tidak hanya berusaha untuk melarikan diri dari kejaran Ras Reptilian yang telah menginvasi Azaroth, tetapi juga mengumpulkan kekuatan dan sekutu untuk menghadapi ancaman tersebut.
XXX
Di dalam ruang kontrol, sekelompok Reptilians dengan tubuh bersisik dan mata kuning yang tajam sedang sibuk memantau layar-layar holografis yang menampilkan planet di depan mereka. Salah satu dari mereka, Kapten Zarkon, seorang reptilian bertubuh besar yang penuh radiasi, dengan mantel yang memancarkan aura kekuasaan, mengeluarkan perintah dengan suara yang menggelegar.
"Siapkan gas mutasi," ujarnya kepada bawahannya yang lain. "Kita akan melumpuhkan pertahanan mereka sebelum invasi utama."
Bawahannya segera mengetik beberapa perintah di konsol kontrol, mengarahkan mesin-mesin di dalam kapal untuk mempersiapkan muatan gas mutasi yang sangat kuat. Di luar, sebarisan tabung-tubung besar berisi cairan biru muda terhubung dengan sistem pelepasan kapal
Sementara itu, di permukaan planet yang damai, seorang penjaga malam yang bertugas menjaga kuda Pegasus di padang rumput terbuka merasakan ada yang tidak beres. Dia menggigit bibirnya, menatap langit yang gelap dengan waspada. Tiba-tiba, cahaya biru menyilaukan memenuhi langit saat gas mutasi ditembakkan dari kapal Reptilians di atas.
"Kuda Pegasus!" seru penjaga dengan terkejut. Dia melihat makhluk indah berbadan kuda dengan sayap besar yang menjulang di atasnya, mendekati kuda Pegasus yang berwarna putih bersih dan berkilauan.
Kuda Pegasus meringkik takut, terbangun oleh kehadiran gas aneh yang menyelimuti padang rumput di sekelilingnya. Perlahan-lahan, energi biru dari gas itu mulai menyebar dan meresap ke dalam tubuh Pegasus, menyebabkan sayapnya yang indah berkedip-kedip.
Penasaran dengan apa yang terjadi, penjaga berlari mendekati kuda Pegasus, tetapi terlambat. Seketika, tubuh Pegasus mulai berubah dan bergetar. Saya dilihat tanduk hijau telah tumbuh di kepalanya, serta ekor panjang bersisik di bagian belakang tubuhnya.
Panas membakar kulitku saat ledakan besar mengguncang tanah di sekeliling kami. Rasa sakit dan terkejut merasuk ke dalam setiap serabut sarafku, tapi aku tak punya waktu untuk merenung. Pesawat-pesawat alien itu, mengerikan dan tak terbayangkan, terus menembakkan laser dari langit. Aku tahu bahwa tanpa perlindungan, aku tak akan bertahan lama.
Saat aku berdiri di tengah reruntuhan desa, Suara gemuruh dari langit memecah keheningan, cahaya ungu mencolok di antara awan kelam. Di depanku, sosok itu muncul—kadal alien yang menakutkan, dengan kulit bersisik dan mata berkilau merah membara.
“Matilah kau manusia! Kau sudah mengetahui kami mencuri identitas Pangeran Galen!” teriaknya, suaranya menyerupai gesekan logam. "Kapten Zarkon tak akan membiarkanmu hidup karena menyebarkan identitas kami ke penduduk desa!" Aku menggenggam pedang sihirku erat, merasakan energi fusi nuklir mengalir dari bilahnya. Ini bukan hanya senjata; ini adalah harapanku.
Dengan gerakan cepat, ia melesat ke arahku, dan aku menyambutnya dengan ayunan pedang. Kilatan cahaya memancar saat senjata kami bertemu, energi magis menghantam tubuhnya. Namun, ia seolah tak terpengaruh. Dengan cekatan, ia melancarkan serangan balik, mencakar udara di depanku.
Kebangkitan semangat membara dalam diriku. Aku melompat, menghindari cakar tajamnya, lalu memusatkan semua kekuatan pada pedangku. "Aku tidak akan menyerah!" teriakku, menyalurkan kekuatan sihir ke dalam seranganku.
Pedangku bersinar terang saat aku mengayunkannya dengan segenap tenaga, menghantam tubuh kadal itu. Suara berderak bergema saat bilah sihir menembus sisiknya. Kadal itu terhuyung, namun tatapannya masih menakutkan. Ia tidak mau kalah.
“Ini belum berakhir, manusia!” ucapnya sambil memperlihatkan taring mengerikan dari mulutnya. Aku merasakan sesuatu meluncur ke arahku, terpaksa menghindar. Tetapi, sebagian gigitan itu berhasil mengenai kulitku, membuatku terjatuh.
Rasa panas menjalar di seluruh tubuhku, seolah ada sesuatu yang merayap di dalam. Kadal itu melangkah mendekat, senyumnya menyeringai. "Virus ini akan mengubahmu menjadi salah satu dari kami."
Aku berjuang melawan rasa pusing, memusatkan pikiranku. Jika aku menyerah, semua ini akan sia-sia. Dengan satu gerakan, aku bangkit kembali. Dalam dadaku membara keyakinan, aku melawan efek virus itu dengan energi dari pedangku.
“Aku akan menjadi lebih kuat!” teriakku, mengangkat pedang ke langit. Dalam sekejap, cahaya putih membungkusku, mendorong virus itu menjauh.
Kadal itu terkejut, namun segera mengubah strateginya. Ia menyerang dengan lebih ganas. Kami bertarung dalam kecepatan tinggi, pertarungan ini adalah tarian antara cahaya dan kegelapan. Dengan serangan terakhir yang menghujam, aku berhasil menusuk jantungnya. Sosoknya runtuh, terkulai di tanah.
Kemenangan ini membawa rasa lega, tetapi saat pandanganku mulai memburam, aku tahu—perubahan telah terjadi. Virus itu kini mengalir dalam darahku, mengikatku dengan kekuatan baru. Perubahan ini sangatlah menyakitkan tentakel aneh muncul dipunggunggku dan warna mataku berubah menjadi hijau.
Suara kematian perlahan menjadi angin, matahari sama sekali tak lihat bermakna di mataku, air hujan terasa seperti alkohol bagiku. Bagaikan bayangan tembus pandang yang merasuki kehidupan. Meski rasa tidak aman selalu menghantuiku aku selalu bertanya tanya,
Apakah aku tak dapat lagi menganggap diriku sama dengan diriku yang dulu?
Perlahan, aku merasakan kekuatan yang belum pernah ku miliki sebelumnya, kemampuan yang membuatku lebih mirip kadal. Aku Berubah menjadi sosok yang paling aku benci, namun aku tak dapat berbuat apa apa bahkan setelah aku meronta ronta di tanah. Meski Virus itu menjangkiti ku setidaknya Ras Reptilians tak berhasil mengambil alih tubuhku dan mencuri identitasku. Karena infeksi ini tubuhku melemah dan aku berusaha mundur dari pertempuran.
Namun, di tengah kekacauan itu, sosok elf yang anggun muncul dengan cepat. Elara, dengan mata biru yang penuh tekad, melompat ke arahku. Dengan gerakan gesit, dia mengangkat tangan, menciptakan perisai magis yang menyerap tembakan-tembakan laser yang membabi buta. Di sekelilingnya, pancaran magis berkilauan seperti pelindung bercahaya, memantulkan setiap ancaman dari langit.
"Jangan bergerak!" teriaknya di tengah desingan senjata dan ledakan. Aku hanya bisa menatap dengan kekaguman saat Elara berjuang, setiap gerakan seolah menari dengan kesempurnaan. Dia berdiri di depanku seperti tembok yang tak tergoyahkan, melindungiku dari segala bahaya. Tapi aku tahu, kekuatan ini tidak bisa bertahan selamanya.
Saat serangan semakin intens, tubuhnya mulai bergetar hebat. Aku bisa melihat kelelahan yang menggerogoti energinya, namun dia tetap bertahan dengan sekuat tenaga. Akhirnya, dalam satu ledakan besar, perisai magisnya hancur dan tembakan laser yang mematikan mengenai tubuhnya dengan keras. Elara jatuh, tubuhnya terkulai di tanah, menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang.
Kekacauan perlahan mereda ketika pesawat-pesawat alien mundur. Aku melangkah maju, berlari ke arah tubuhnya yang tak bergerak. Saat aku mendekatinya, aku melihat sesuatu yang mengerikan—bentuknya mulai memudar, dan dari sisa-sisa tubuhnya yang semakin memudar, sebuah kristal yang memancarkan cahaya lembut muncul.
"Ingat pesan terakhirku Tesla, Apa yang megah dalam diri manusia bahwa ia adalah jembatan bukan tujuan; apa yang patut dicintai dalam diri manusia bahwa ia adalah perjalanan naik-keatas dan turun- kebawah dan menjadi lebih sempurna." Elara berubah menjadi sebuah kristal ajaib saat kata kata terakhirnya selesai. Kristal itu bersinar dengan warna-warna yang lembut dan cerah, seolah menyimpan seluruh jiwa Elara di dalamnya.
Aku meraih kristal itu dengan tangan bergetar, merasakan berat emosional yang tak tertanggungkan. Rasa kehilangan yang mendalam menyelimuti hatiku. "Elara..." bisikku, berusaha menahan air mata yang tak bisa kuhentikan.
Perlahan, aku mengangkat kristal itu ke cahaya matahari yang mulai terbenam, merenung dalam-dalam. Tidak mungkin aku akan membiarkan dia begitu saja. Kristal ini adalah satu-satunya jejak dari seseorang yang telah menyelamatkanku, dan aku bertekad untuk menemukan cara agar dia bisa hidup kembali. Aku harus memulai petualangan ini—menjelajahi dunia yang belum kukenal, mencari tahu rahasia di balik kristal ini dan cara mengembalikan Elara dari kematian.
Dengan hati yang penuh tekad, aku mengembalikan kristal ke dalam tasku dan melangkah ke arah horizon, di mana petualangan dan harapan baru menantiku. Aku tidak tahu apa yang akan kuhadapi di depan, tetapi aku tahu bahwa setiap langkah yang kuambil adalah untuk menyelamatkan sahabatku, Elara, dan membalas budi atas pengorbanannya yang tak ternilai.
XXX
Sekalipun aku tetap menderita setelah terlahir kembali, cahaya Elara akan selalu menghiasi jiwa abadiku. Hari esok akan berlalu perlahan lahan, sekalipun kita mengejarnya semuanya akan pudar menjadi masa lalu. Meskipun begitu, selama berabad abad bunga yang indah akan mekar dan menemanimu.
Dalam perjalanan epik ini, aku harus menghadapi tantangan yang mematikan, mulai dari serangan pasukan alien yang tak terhitung jumlahnya hingga jebakan dan intrik dari agen Ras Reptilian yang menyamar di antara penduduk Azaroth saat aku dan rombonganku melarikan diri dari Azaroth. Aku mengejar petunjuk dari artefak kuno dan buku-buku legenda tersembunyi untuk menemukan cara mengembalikan Elara yang berubah menjadi batu permata ke bentuk semula.
Kerajaan Azaroth of Dawn, negeri kelahiranku di kehidupan kedua hanyalah negara kecil dibandingkan negara negara terkuat di Bumi Midgardcapadawipa. Pola yang dilakukan bangsa Reptilians selalu sama, saat mereka akan menguasai dunia baru atau planet baru mereka akan melakukan infiltrasi dan menguasai negara yang paling lemah dulu lalu mereka akan mengumpul informasi untuk menaklukkan negara yang lebih kuat satu persatu.
Kerajaan Azaroth adalah negeri yang sangat kecil dan terpencil bagian luarnya dipenuhi hutan belantara yang sangat mematikan, selama seratus tahun hampir tak ada orang yang keluar dari kerajaan atau sebaliknya orang asing masuk kesini, selain bangsawan jika kebutuhannya mendesak untuk hubungan diplomatik.
Keadaan terasing ini diperparah saat Ras Reptilians menaklukkan Azaroth dengan melakukan infiltrasi dan menyamar menjadi bangsawan, mereka menutup kontak Azaroth dengan dunia luar, kondisi Azaroth mungkin mirip dengan Korea Utara di bumi sejak Ras Reptilians berkuasa.
Negara-negara di Bumi Midgardcapawipa adalah imperium kolonial yang haus kekuasaan. Peradaban di Bumi Fajar atau Midgardcadawipa didominasi oleh sejumlah faksi tertentu, beberapa di antaranya melawan yang lain. Aku rasa akan sulit bagiku sebagai pengkhotbah untuk menyatukan mereka agar bisa mengusir Ras Reptilians dan Heavents Gate dari dunia ini. Dulunya aku bahkan tak mampu menyakinkan orang orang Azaroth jika Ras Reptilians adalah ancaman yang nyata.
Aku awalnya tak percaya dengan keberadaan dunia fantasi yang penuh keajaiban. Di Midgardcapadawipa seorang pejuang sejati akan selalu berhadapan dengan monster menakutkan, mahluk mahluk eksotis dan dewa Dewi kegelapan Perusak.
Pintu Raksasa yang terletak di Istana negara Republik Frankania menampilkan beberapa simbol yang mewakili mitologi utama, yang merupakan rumah bagi dewa-dewi dengan peradaban paling berpengaruh di dunia. Pintu tersebut berbentuk jarum kompas yang menunjukkan arah pada 5 simbol penjuru mata angin.
Lingkaran hitam-putih Yin dan Yang, melambangkan Mitologi Tiongkok. Piramida, mewakili Mitologi Mesir. Gambar Pohon Emas, menggambarkan Yggdrasil dalam mitologi Nordik.
Gambar Petir Zeus, sebagai simbol Mitologi Yunani-Simbol Gunungan Wayang Kulit, mewakili Dewa-Dewi Epik Nusantaradwipa.
Midgardcapadawipa adalah dunia di mana ras manusia, iblis, dan Dewa-Dewi hidup berdampingan dengan makhluk ras lain dari berbagai Mitologi. Di belahan dunia ini tersimpan harta karun dan bahaya yang besar.
Midgardcapadawipa atau Bumi Fajar adalah Dunia Fantasi rumah bagi mahluk mitos Seperti Centaur,Chimera, Griffin,Dragon Werewolf, Vampir, Orc, Goblin ,Peri Murni, Peri Cahaya, Peri Bulan, Elf Kegelapan Serta Peri hitam dan iblis setengah Dewa. Dunia ini dikuasai oleh empat negara besar yang melambangkan empat elemen Dewa:
Dinasti Liong: Negeri Dewa Air. Republik Frankania: Negeri Dewa Angin. Kadipaten Agung Azazelian: Argentine Reich, Negeri Dewa Iblis Api. Kekaisaran Slavania: Negeri Dewa Salju dan Pasir.
Republik Elfen Lies Frankania mencakup Benua Amerika dan kepulauan Britania kecuali Brazil dan Argentina yang merupakan milik Kadipaten Azazelian. Pasukan Frankania memiliki kekuatan dari berbagai Mitologi di seluruh dunia. Mitologi Nordik,Mesir,Yunani dan Bharata. Kadipaten Agung Azazelian mencakup Brazil Argentina dan sekitarnya memiliki pasukan Iblis.
Dinasti Liong di Tiongkok memiliki Wilayah yang mencakup Kazakhstan hingga Kepulauan Nusantara dan dipimpin oleh para Keturunan Dewa Kaisar Langit.
Kekaisaran Slavania Mencakup Seluruh Eropa,Siberia,Afrika kecuali Kepulauan Britania.
Banyak pula Pantheon Dewa-Dewi dan Iblis dari berbagai Mitologi yang menjelma menjadi nyata dan hidup berdampingan dengan bangsa manusia, dan banyak ras lainnya. Itu juga, rumah bagi banyak dongeng epik, pertempuran, dan peristiwa yang terjadi di sini di masa lalu seperti Bhratayuda dan Gilgamesh.
Republik Elfen Lies Roma Frankania yang menguasai Kepulauan Brittania dan Benua Amerika didirikan oleh saudara kembar. Romulus dan saudara kembarnya Remus, pendiri kota Roma, yang keduanya merupakan keturunan langsung dari Aeneas, tokoh pahlawan dalam perang Troya.
Mereka dipelihara oleh seekor serigala betina hingga mereka menjadi remaja.Remus dan Romulus adalah anak dari seorang Perawan Vesta Rhea Silvia (anak dari Numitor, raja Alba Longa) dengan dewa Mars. Ketika menginjak usia dewasa, mereka mengetahui asal usul kelahirannya, dan membunuh Amulius, adik Numitor.
Alih-alih menunggu hingga waktunya menggantikan Numitor sebagai raja Alba Longa, Remus dan Romulus memutuskan untuk membangun sebuah kota baru. Remus menginginkan untuk membangun kota di Bukit Aventinus, sedangkan Romulus menginginkan Bukit Palatium yang menjadi cikal bakal Republik Frankania yang berdiri sejak 5 Juli 1776 dalam kalender Yggdrasil. Karena berbeda pendapat, Remus dan Romulus bertarung, tersingkirlah Remus.
Selama ribuan tahun Republik Frankania di Midgardcapadawipa mengadakan pertemuan para penghuni tiga alam yang berbeda: Alam Manusia, yang sebagian besar dihuni oleh manusia dan identik dengan dunia yang kita kenal, merupakan alam yang paling lemah. Alam tersebut diikuti oleh Alam Pertapa, dan kemudian Alam Surgawi pada tingkat tertinggi. Dunia Bawah, juga dikenal sebagai Alam Iblis, Alam Pertapa, Dunia Tao, atau Dunia Lain, dihuni oleh berbagai makhluk mitos, roh, dan monster, secara kolektif dikenal sebagai iblis, seperti Naga, Vampir, Minotaur, dan Feniks.
Alam Surgawi, sebagai alam terakhir dan yang paling kuat, adalah rumah bagi banyak dewa kuat dari berbagai mitologi dan legenda, seperti Kaisar Giok, Malaikat Seraph Mikaela, dan Herkules. Pada suatu waktu, manusia, iblis, dan dewa hidup bersama di Bumi, melindungi diri mereka dari iblis yang ingin memerintah mereka. Namun, tak lama setelah kekalahan iblis, para dewa memisahkan manusia, iblis, dan dewa untuk hidup terpisah dengan menciptakan tiga Alam yang berbeda.
Dulu, ketiga dunia ini selalu hidup damai dan berdampingan. Kaum manusia sangat memuja para dewa, dan sebagai gantinya, para dewa sering membantu manusia. Manusia pun sangat dekat dengan dewa, bahkan begitu dekat sehingga banyak manusia setengah dewa lahir. Namun, hal ini membuat para iblis, penghuni dunia bawah, iri dan merasa dikucilkan. Para raksasa menghasut manusia untuk menghancurkan Menara Goliath dan menyerang dunia para dewa. Akibatnya, para iblis pun dipukul mundur ke dunia mereka sendiri. Gerbang pintu pun dikunci, dan dunia bawah disegel agar mereka tidak bisa keluar ke dunia manusia, juga tidak bisa kembali ke dunia manusia.
Menara Babel Goliath yang ada di negeri Filistin terhubung ke pohon Yggdrasil di atasnya, tempat berada alam para Dewa. Itu adalah simbol kesombongan dan keserakahan umat manusia di bumi, terutama bangsa Frankania, di mana manusia, iri dengan kekuatan dan keindahan para dewa, berhenti berdoa. Hal ini membuat para dewa yang bergantung pada doa manusia melemah, meskipun manusia yang serakah sudah mendapatkan berkat dari dewa melalui doa mereka.
Manusia membangun menara Goliath yang tingginya sampai ke langit, mencapai alam para dewa di ujung pohon Yggdrasil. Hal ini memungkinkan manusia untuk memberontak, mengalahkan, dan menjajah para dewa yang melemah karena tak mendapatkan doa manusia dengan memperbudak mereka untuk bersekutu dengan manusia dan menyerahkan kekuatannya pada manusia. Bahkan, mereka mengikat para dewa dengan perkawinan agar terlahir manusia setengah dewa. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa dewa sewenang-wenang dalam menentukan takdir manusia.
Kerajaan dan negara manusia, termasuk Republik Frankania, mengikat pernikahan dengan para dewa, yang menghasilkan masyarakat berkekuatan manusia super. Para bangsawan republik atau Patricius yang memiliki darah keturunan dewa memiliki status sosial lebih tinggi daripada rakyat jelata atau Pleb. Mereka menjadi pahlawan yang kuat dengan rasa nasionalisme yang kuat. Meskipun mereka menjaga perdamaian, konflik muncul karena mereka menindas manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan dan tidak dapat masuk ke Akademi Asosiasi Pahlawan.
Republik Oligarki ini terpecah menjadi tiga wilayah utama: Noble Realms, tempat keluarga bangsawan Republik Patricius dan keturunan dewa utama hidup dalam kemewahan; Common Realms, tempat manusia biasa dengan kekuatan titisan dewa minor menjalani kehidupan mereka; dan Forsaken Realms, wilayah rakyat jelata yang disebut Plebs, yang hanya diperbolehkan menggunakan kekuatan dewata untuk keperluan sehari-hari mereka.
Di Forsaken Realms, penduduk tertekan oleh stigma yang diturunkan sejak kecil, diperlakukan seperti keset oleh mereka yang berada di wilayah atas. Diskriminasi ini telah mengakar dalam masyarakat, menanamkan rasa rendah diri pada mereka yang kekuatan dewata dianggap rendah.
Frankania juga bangsa yang merasa dirinya paling superior, mereka pasti juga memandang para penyihir dari kerajaan Azaroth lebih rendah daripada bangsa mereka. Apalagi aku meminta Pangeran Peter dan Putri Wendy menyembunyikan marga Azaroth agar tak diburu oleh Ras Reptilians. Tak ada yang tahu jika mereka adalah pangeran dan putri Raja Azaroth, mereka berdua pasti akan dianggap sebagai warga kelas dua oleh orang orang Frankania
Karena posisi keilahian mereka yang absolut dan sulit ditentang siapapun, kaum pahlawan serta Ksatria korup Frankania sangat arogan, mereka merendahkan dan meremehkan rakyat biasa, nyawa rakyat biasa yang tak memiliki kekuatan sihir manusia super tak dianggap berharga jika dibandingkan kekayaan dan popularitas pribadi.
Banyak pahlawan di era Kaliyuga atau kegelapan di Republik Frankania ini yang tak peduli pada keselamatan nyawa rakyat biasa saat beraksi sebagai pahlawan super akademi asosiasi pahlawan Republik Frankania, nyawa rakyat kecil dianggap tak berharga dan kayak dikorbankan demi menyelesaikan misi dan mendapatkan kekayaan, kehormatan, dan popularitas hingga dengan leluasa menggunakan kekuatan mereka untuk merampas harta dan hak asasi orang-orang miskin.
Alih alih sebagai simbol perdamaian yang melindungi nyawa manusia, para pahlawan dan ksatria dijadikan alat politik oleh negara oligarki Republik Frankania sebagai senjata untuk menjajah bangsa lain dan merenggut nyawa banyak manusia
Banyak ksatria korup Frankania yang membuat aksi setingan yang membahayakan nyawa rakyat kecil yang nyawanya tak dianggap berharga demi menaikan popularitas di mata pemerintah dan pengusahaan kaya.
Hanya kaum bangsawan atau Patricius yang memiliki hak untuk menjadi Presiden Patricius Frankania, hanya mereka pula yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, rakyat biasa, apalagi mahluk kegelapan dan manusia tanpa kekuatan Dewata atau disebut boonles tak akan mendapatkan hak pilih meski tak berbuat kriminal
Dengan Heavents Gate suatu saat nanti aku yakin bangsa Reptilians juga akan menaklukkan seluruh alam Surgawi yang dihuni para Dewata yang sebelumnya ditaklukkan oleh manusia di dunia ini. Para dewa di dunia ini tak mengetahui kalau alam Dewata yang terhubung dengan Bumi Midgardcapawipa hanya seujung kuku jika dibandingkan alam semesta yang sebenarnya. Menurut hipotesisku Heavents Gate juga bisa dipakai sebagai bifrost atau kunci pohon Yggdrassil.
XXX
Meski negara negara di bumi fajar tertinggal sekitar 200 tahun dari bumi di kehidupanku sebelumnya. Republik Frankanka mendirikan Negara Bumi Serikat, sebuah organisasi pemerintahan besar yang memiliki para Pahlawan dengan kekuatan dewa dari berbagai pantheon peradaban manusia.
Republik Frankania mengumpulkan berbagai pahlawan dewa fana dari berbagai Era Epik Mitologi dan para dewa dari berbagai Pantheon seperti Olympia, Bharata atau Nusataradwipa dan Norse.
Mereka memainkan peran penting sebagai cikal bakal berbagai konflik yang terjadi di dunia ini. Seluruh negara bersatu di bawah satu organisasi; kekuasaan Unifikasi Dunia memiliki kekuasaan yang sangat luas sebagai bentuk dari negara-negara dunia yang bersatu. Seluruh dunia, termasuk Republik Frankania, menjadi bagian dari Negara Bumi Serikat.
Frankania adalah republik sekaligus negara bagian yang menjadi pusat pemerintahan Negara Bumi Serikat. Seluruh dunia tunduk pada konstitusi yang dianut Negara Bumi Serikat, dan seluruh makhluk tunduk pada hukum Negara Bumi Serikat.
Meskipun mungkin 90 persen negara di dunia bergabung dengan Negara Bumi Serikat dan sisanya tidak bergabung serta memiliki konstitusinya masing-masing, yang kuat akan menginjak yang lemah karena posisi Negara Bumi Serikat yang dikendalikan Frankania. Kebijakan negara yang tak tergabung mau tak mau akan terpengaruh oleh hukum yang berlaku di Negara Bumi Serikat.
Sekuat apapun negara independen, mereka pasti akan kalah suara karena seolah-olah Negara Bumi Serikat memiliki posisi politik terpenting di dunia. Negara-negara yang tak tergabung dengan Bumi Serikat pasti akan terkena imbasnya.
Alasan mereka menciptakan dan bersatu menjadi Negara Bumi Serikat adalah karena mereka menyadari bumi sedang tidak baik-baik saja. Kerusakan alam di mana-mana dan sumber daya alam menipis diikuti meningkatnya populasi manusia.
Negara Bumi Serikat mirip dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun dengan sistem kekuasaan yang berbeda. Negara Bumi Serikat adalah sebuah negara adidaya yang membawahi hampir seluruh negara di dunia di bawah satu bendera, sedangkan PBB hanya organisasi internasional. Negara Bumi Serikat menggabungkan setiap ideologi dan pemerintahan dari setiap negara yang ada untuk bersatu.
Untuk mencegah kepunahan manusia karena kerusakan alam, negara-negara di dunia menyatukan kekuatan dewa mereka dan bersatu di bawah Negara Bumi Serikat. Mereka mulai menyatukan pemikiran mereka agar selaras, sehingga manusia hidup di bawah tatanan dunia yang satu, yaitu Bumi Serikat. Dengan begitu, Negara Bumi Serikat memilih kekuasaan politik untuk mengatur keseimbangan alam di dunia, mempersatukan manusia di bawah satu kesadaran yang sama untuk melestarikan alam.
Setelah perang besar, batas antar negara sudah tak ada lagi. Kerusakan alam yang ada di bumi dapat dikendalikan dengan kebijakan terpusat yang dikendalikan Negara Bumi Serikat. Mereka bertekad membawa perubahan besar untuk menciptakan keseimbangan alam dan perdamaian dengan menciptakan Akademi Asosiasi Pahlawan.
Apakah tujuan Republik Elfen Lies Frankania mendirikan Negara Bumi Serikat memang untuk kepentingan manusia, menciptakan pahlawan super dan inovasi baru untuk melindungi manusia dari kerusakan alam dan peperangan? Kenyataannya, Negara Bumi Serikat bukan lagi dibentuk untuk menciptakan bumi yang selaras dengan alam, melainkan membuat pemerintahan baru yang lebih luas dengan kekuatan dewa mereka dan menciptakan sistem kelas sosial yang diskriminatif pada manusia minoritas yang tak memiliki kekuatan super.
Bumi Serikat dibentuk atas dasar politik dan kekuasaan yang paling dicari manusia untuk mengontrol orang lain. Lagipula, untuk membantah alasan moral dibentuknya negara ini, tidak semua negara di bumi memiliki tingkat kerusakan alam yang sama, jadi pendirian pemerintahan tunggal bukanlah satu-satunya solusi untuk menyelesaikan permasalahan berbeda dan kompleks yang ada di setiap negara tersebut. Bumi Serikat adalah bentuk paksaan negara-negara, seperti Republik Frankania yang memiliki kekuatan dewa lebih besar terhadap negara kecil yang lebih lemah. Lahirnya Negara Bumi Serikat hanyalah taktik penguasa politik di dunia untuk menguasai dunia. Jika dunia bersatu di bawah kekuasaan mereka, tak ada yang bisa mengalahkan mereka.
Jadi, beberapa negara yang tak ada hubungannya dengan perang maupun kerusakan alam di bumi seolah-olah dipaksa bergabung secara intimidatif dan terselubung di bawah kekuasaan negara adidaya yang berkoalisi untuk membentuk negara super. Menghapuskan kerusakan alam di bumi dan membentuk pahlawan super untuk mencegah perang hanya menjadi alasan untuk menancapkan kekuasaan tokoh politik pada seluruh negara di dunia. Bahkan tak jarang pahlawan super dijadikan alat kediktatoran penguasa untuk menekan kelompok dan negara minoritas alih-alih mencegah peperangan.
Negara bagian di Negara Bumi Serikat memiliki penguasa sekelas perdana menteri yang sudah berkuasa sebelum berdirinya satu pemerintahan global negara tunggal ini. Negara ini memiliki jabatan sebagai raja, presiden, hingga gubernur jenderal. Sedangkan jabatan sebagai puncak kepemimpinan tertinggi adalah Presiden Patricius Elfen Lies Frankania.
XXX
Setelah mendapat kekuatan Reptilians aku berhasil memperoleh kekuatan Telepati mereka dan menemukan informasi menarik tentang pemimpin mereka. Lord Destrobrutus Elogabalus adalah dewa yang memimpin bangsa Reptilians, dia bukan dewa dari mitologi manapun melainkan dia adalah sebuah entitas kosmologi yang sudah ada sebelum asal muasal dari segala sesuatu di alam semesta bahkan para dewa atau Elder of the Universe, dia kegelapan murni yang lebih tua dari Brahman yang dipuja bangsa Nusantaradwipa atau pencipta atau bahkan chaos yang merupakan kekacauan dan ledakan kosmos, dia tak memiliki wujud fisik jadi sulit dibunuh.Destrobrutus memiliki banyak pengawal yang disebut Gnomous, semacam kurcaci taman mekanik yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu dan mereka berusaha menertibkan orang orang yang melanggar aturan penjelajah waktu dan merusak semua timeline.
Mereka juga yang bertanggung jawab terhadap Inkranasi para ksatria seperti Wisanggeni dan Dewa Erlang Shen.
Di alam semesta, awalnya tidak ada apa-apa hingga muncul empat konsep primordial akibat ledakan kekacauan, yaitu Dewi Gaea (Bumi), Tartarus (Neraka), Erebus (Kegelapan), dan Eros (Cinta). Chaos sendiri adalah entitas tak berwujud dan tanpa kepribadian, tidak memiliki nafas atau jiwa seperti manusia dan dewa. Ia hanyalah benda mati yang mewakili kekacauan dan kekosongan yang melahirkan segala sesuatu di alam semesta, termasuk para dewa.
Lord Destrobrutus Elogabalus merupakan perwujudan Chaos, yang merupakan entitas Elder of Universe pertama, asal mula segala sesuatu yang ada. Dari kekosongan ini lahirlah Erebus dan Gaia. Meski dipuja sebagai dewa oleh Bangsa Reprilians, Chaos bukanlah dewa atau makhluk; ia adalah entitas primordial yang tidak memiliki wujud dan kehendak. Dalam pengertian ini, Chaos tidak pernah "melakukan" apa pun, melainkan ada sebagai potensi.
Kekacauan memiliki sifat yang kekal, tidak berwujud, imanen, tak terbatas, dan menguasai segala bentuk, ruang, serta waktu. Dalam mitologi Yunani, Chaos sering dianggap sebagai hal pertama yang ada, sebelum dewa-dewi dan dunia. Sementara dewa seperti Kronos dan Gaia memiliki kepribadian, Chaos tidak aktif seperti makhluk hidup.
Chaos, dalam bahasa Yunani, adalah kata benda netral yang merujuk pada tempat atau objek, bukan makhluk. Ia melahirkan Tartarus, Gaia, dan Eros, menciptakan mitos primordial yang berkaitan dengan asal usul dunia. Destrobrutus dan Xaspian adalah sisi berlawanan di setiap alam semesta, mewakili kebaikan dan kejahatan.
Chaos diibaratkan sebagai kehampaan primitif sebelum penciptaan, tanpa struktur dan bentuk. Sementara Xaspian, sebagai antonim Destrobrutus, melahirkan dewa-dewa pelindung seperti Batara Wisnu, Rama, dan Krishna.
Meskipun bukan dewa dalam arti tradisional, Chaos tetap berperan penting dalam mitologi Yunani. Ia dianggap sebagai ibu segala penciptaan, melahirkan dewa-dewa dan segala sesuatu di alam semesta.
Beberapa mitos menggambarkan Chaos sebagai kekuatan feminin yang memiliki potensi untuk menciptakan kehidupan. Namun, ini hanyalah representasi simbolis, bukan penegasan gender.
Chaos/Khaos adalah protogenoi pertama dalam mitologi Yunani, muncul pada awal penciptaan. Bersama Gaea, Tartarus, dan Eros, ia lahir tanpa orang tua. Dari Chaos lahirlah Erebus dan Nyx, serta Aether dan Hemera dari persatuan Nyx dan Erebus. Gaea melahirkan Ouranos dan Ourea, serta Pontus, laut yang tidak melahirkan apa-apa.
Kata "khaos" berarti "celah" atau "jurang" antara langit dan bumi. Meski dianggap non-gender, karena dari Khaos lahir dewa-dewi lain, banyak yang menyebutnya sebagai dewi. Khaos adalah leluhur banyak entitas dan dianggap memiliki sifat takdir, serupa dengan Nyx dan Moirai.
Aku membutuhkan kunci bifrost untuk menciptakan alat yang bisa dijadikan tandingan Heavents Gate milik Ras Reptilians dan mengalahkan Lord Destrobrutus Elogabalus.
Aku berdiri di depan gerbang Republik Frankania yang megah dikelilingi akar Pohon Yggdrasil, memisahkan dunia fana dan wilayah kekuasaan para dewa. Di Mitologi Yunani atau Mesir, dunia yang dikenal seperti Bumi dan alam semesta pada umumnya tetap seperti yang kita kenal.
Berbeda dengan Mitologi Nordik, yang memperkenalkan konsep sembilan dunia berbeda. Dalam Mitologi Nordik, sembilan dunia ini dihubungkan oleh pohon Yggdrasil, yang dianggap sebagai pusat dari segala sesuatu (mirip dengan konsep alam semesta).
Cabang-cabang dan akar Yggdrasil menghubungkan dunia-dunia seperti Asgard (tempat para dewa utama dan pejuang), Vanaheimr (tempat para dewa pelindung dan kesuburan), Alfheim (tempat para elf), Midgard (tempat manusia), Jotunheim (tempat para raksasa), Nidavellir (tempat para kurcaci), Svartalfheim (tempat para elf hitam), Muspell (dunia api tempat tinggal Surt yang akan menghancurkan Asgard dalam Ragnarok), dan Niflheim (dunia es tempat tinggal para frost giant).
Midgard adalah salah satu alam dalam Mitologi nordik. Digambarkan terletak di tengah Yggdrasil, Midgard dikelilingi dunia air atau lautan yang tidak dapat dilalui. Lautan itu dihuni oleh Ular Laut raksasa Jörmungandr(Miðgarðsormr), yang ukurannya sangat besar sehingga seluruh tubuhnya mengelilingi dunia sepenuhnya dan dapat memegang ekornya sendiri.
Midgard terbentuk saat Dewa Odin dan saudaranya Vili dan Ve membunuh raksasa Ymir, menggelindingkan tubuhnya ke pusat kekosongan alam semesta dan mulai membentuk Midgard. Badan Ymir menjadi daratan, darahnya menjadi lautan, tulangnya menjadi gunung-gunung, giginya menjadi jurang, rambut-rambutnya menjadi pepohonan, dan otaknya (yang meledak di atas bumi) menjadi awan. Tengkorak Ymir dipegang oleh empat Dwarf, Nordri, Sudri, Austri, dan Vestri (empat titik mata angin) dan menjadi kubah langit. Matahari, Bulan, dan Bintang terbuat dari percikan-percikan yang tertangkap dalam tengkorak.
Aku berhadapan dengan Dewa Baldur, penjaga pohon Yggdrasil dan gerbang Republik Frankanka, sebagai seorang imigran gelap jelas aku takut padanya. Cahaya berkilauan dari Bifrost mengalir seperti arus pelangi yang menari di udara malam, menciptakan suasana yang penuh keajaiban dan ketegangan. Langit di atasku tampak tak berbintang, hanya dihiasi oleh cahaya Bifrost yang bergetar lembut.
Baldur atau Balder adalah Dewa Cahaya dan Kemurnian bagi Dewa Para Viking. putra bungsu dari Odin dan Frigg ini melambangkan sinar matahari musim panas.
Dia digambarkan sebagai makhluk yang adil, bijaksana, dan memiliki ketampanan yang anggun dalam puisi, dia dituliskan seperti bunga – bunga bermekaran sama persis seperti tempat tinggalnya, Breidablik yang disebut sebagai tempat terindah di Asgard.
Baldur juga memiliki sebuah kapal terbesar yang pernah dibuat bernama Hringhorni , yang kemudian digunakan sebagai tempat pemakaman setelah kematian tragis sang dewa.
Tangan kiriku meraih gagang pedang yang sudah lama kukendong. Pedang itu bukan hanya senjata, melainkan simbol tekadku. Tekad untuk menyelamatkan Elara, teman elfku yang kini terperangkap dalam bentuk batu permata. Tanpa kunci Bifrost dari Dewa Baldur, impian untuk masuk ke Elfheim dan mengembalikan Elara hanyalah khayalan belaka.
Dewa Baldur, dalam wujudnya yang megah dan berwibawa, muncul di hadapanku. Cahaya keemasan mengelilinginya, menandakan kekuatan dan kekudusan yang dimilikinya. Ia menatapku dengan tatapan tajam, seolah-olah mampu menembus kedalaman hatiku dan membaca setiap niatku
"Jadi, kau datang juga," suara Baldur terdengar seperti gemuruh guruh yang menyejukkan. "Apa yang membuatmu berpikir kau layak meminta kunci Bifrost dariku?"
Aku tidak gentar. Menatap mata dewa itu, aku berkata dengan penuh keyakinan, "Elara, teman elfku, kini terjebak dalam bentuk batu permata. Hanya dengan kunci Bifrost aku bisa menuju Elfheim dan menyelamatkannya. Aku tak akan mundur sampai aku mendapatkan apa yang kuperlukan."
Baldur mengangkat satu alisnya, menyiratkan rasa ingin tahunya. "Ada banyak yang ingin kau capai, dan banyak yang bisa hilang dalam perjalanan ini. Apakah kau benar-benar siap menghadapi konsekuensi dari keputusanmu?"
Aku menarik napas panjang, menenangkan diri. "Aku telah siap menghadapi apa pun yang datang. Apa pun risikonya, aku tidak akan membiarkan Elara tetap terjebak di dunia yang tidak bisa dia jalani. Kunci Bifrost adalah satu-satunya harapan kami."
Baldur diam sejenak, menimbang jawabanku. Kemudian, ia mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sebuah kunci kecil berkilau dari lipatan jubahnya. Kunci itu memancarkan cahaya pelangi yang sama dengan Bifrost. "Ambillah," kata Baldur dengan nada yang lebih lembut. "Tapi ingatlah, jalan yang kau pilih tidak akan mudah. Banyak bahaya menantimu di sana."
Aku menerima kunci itu dengan tangan bergetar, mengangguk dengan penuh rasa terima kasih, aku terkejut ternyata semudah itu mendapatkan kunci Bifrost dari Baldur. "Aku akan mengingat nasihatmu. Terima kasih, Dewa Baldur."
Dengan kunci Bifrost di tangan, aku siap untuk memulai perjalanan menuju Frankania dan mencari cara menuju Elfheim, bertekad untuk mengembalikan Elara dan menghadapi segala rintangan yang mungkin menghadang di sepanjang jalan.
Baldur dikenal sebagai dewa cahaya dan kemurnian. Ia dipuji sebagai dewa yang adil, bijak dan ramah, bahkan karena kesempurnaannya bunga yang ada di dekatnya dapat layu karena iri kepadanya. Kediaman dari Baldur juga merupakan yang paling indah di antara semuanya dengan bangunan yang berlapis emas dan perak.
Namun, Baldur bernasib sangat tragis di akhir hidupnya karena terbunuh oleh saudara kembarnya sendiri dikarenakan ulah dari Loki. Saudara kembarnya yang buta mendapat panah dari Loki, lalu saat bermain bersama Baldur, ia tidak sengaja melempar anak panah tersebut kearah jantung dari Baldur yang seketika membuatnya tewas.
Baldur harus meninggal saat terkena anak panah menuju jantungnya oleh saudaranya kembarnya sendiri Hodr. Setelah Loki menukar anak panah milik Hodr dengan Anak panah yang terbuat dari pohon Mistletoe. satu – satunya benda yang bisa melukainya di Asgard maupun Midgard (dunia manusia) .
Cerita kematiannya di tangan saudara kembarnya yang buta, Hodr ini terjadi karena lelucon dan tipu daya jahat dari Loki yang saat itu sedang bosan. Bahkan karena lelucon jahat itu usaha para dewa untuk menghidupkan kembali Baldur dari Neraka pun gagal.
Dalam Ragnarok, Odin meramalkan kematian dan kehancuran Asgard akan mengarah pada lahirnya dunia baru dan dua pasangan manusia yang akan memerintah Midgard. Meskipun Odin mengetahui bahwa Ragnarok akan datang, dia tidak mengetahui penyebabnya. Penyebabnya adalah kematian Baldur, dewa yang sangat dicintai di Asgard.
Baldur sering bermimpi tentang kematiannya, dan karena mimpi ini berulang, ia memberitahukan ayahnya, Odin. Odin kemudian pergi ke Hel dengan menunggang Sleipnir dan meminta seorang peramal untuk memprediksi nasib Baldur. Frigg, ibu Baldur, juga mengalami mimpi serupa dan, untuk melindungi anaknya, ia membuat semua benda dan makhluk di Nine Realms tidak bisa melukai Baldur, kecuali lumut mistletoe yang dianggapnya tidak berbahaya.
Suatu hari, para dewa Asgard bermain dengan melemparkan barang-barang ke arah Baldur. Karena semua benda telah disihir oleh Frigg, barang-barang tersebut tidak dapat melukai Baldur dan hanya memantul. Namun, Loki mengetahui bahwa mistletoe adalah satu-satunya yang dapat melukai Baldur. Ia membuat sebuah panah dari mistletoe dan meminta dewa buta, Hodr, untuk memanah Baldur. Panah itu mengenai jantung Baldur dan ia pun mati, membawa musim dingin panjang ke seluruh Nine Realms.
XXX
Karena kami imigran gelap. Kami tinggal di provinsi Azazelian yang terbelakang di Republik Frankania. Aku harus menaiki kereta cepat untuk ke pusat kota di luar Azazelian hanya agar bisa ke Universitas, mencari ilmu dan petunjuk untuk menghidupkan kembali Elara yang telah menjadi batu kristal. Kami bertiga hidup sembarangan, cahaya dari semangat kami yang menyala hanya bertahan sesaat.
Wahai masa laluku yang terkutuk, inilah puisi kematian yang akan memutuskan hubungan kita. Bahkan jika aku menghembuskan nafas terakhirku disini dengan sisa sisa hari mengerikan dan mimpi buruk. Setelah sekian lama bunga akan mekar dan inilah puisi yang dipersembahkan
Ketika masih anak-anak, aku berpikir pahlawan itu keren: membela kebenaran dan keadilan, sedangkan monster adalah makhluk jahat yang harus dibasmi apalagi saat aku melihat bumi dan keluargaku dibasmi oleh Ras Reptilians. Tapi semakin dewasa, aku semakin menyadari bagaimana jika kemungkinan itu dibalik?
Monster didiskriminasi sebagai kaum minoritas yang dianggap berbahaya hanya karena ingin bertahan hidup.
Monster tak pernah minta dilahirkan menjadi monster yang harus memakan atau menghisap darah manusia. Tapi karena mereka butuh itu untuk bertahan hidup, masyarakat mengucilkan dan takut pada mereka. Sedangkan orang yang terlahir sebagai pahlawan dengan kekuatan, bebas hidup bahagia di bawah matahari, bahkan melakukan perbuatan tercela. Namun, masyarakat tetap mengagumi mereka hanya karena menolong masyarakat dari monster yang hanya ingin bertahan hidup.
Monster tak punya pilihan lain untuk bertahan hidup. Pahlawan pembela keadilan dan kebenaran menunjukkan kebenaran akan ketidakadilan dunia. Apakah dilahirkan sebagai monster adalah dosa besar yang tak bisa diampuni, seperti yang digambarkan di film-film horor?
Kenapa mereka merasa berhak dipuji karena hadiah yang mereka dapat dari Tuhan sejak lahir, bukan karena kebaikan hati dan kepahlawanan mereka? Mereka tak pantas dianggap sebagai pahlawan.
Aku berdiri di sudut gelap sebuah gang sempit di provinsi Azazelian, memperhatikan dua sosok yang baru saja tiba—Pangeran Peter dan Putri Wendy. Mereka tampak tertekan dan ketakutan di tengah kegelapan kota yang mencekam ini. Hujan turun tak henti-hentinya, menambah kesan suram pada kota yang tampak seperti dunia lain ini. Langit selalu berwarna abu-abu, dan cahaya lampu jalan yang redup seolah enggan menembus bayangan tebal yang melingkupi kota ini.
Pangeran Peter dan Putri Wendy berjalan dengan hati-hati, wajah mereka menampilkan ketidaknyamanan yang jelas. Mereka terjebak dalam suasana kota yang penuh kejahatan dan korupsi, di mana setiap sudut seolah menyimpan ancaman. Geng-geng jalanan berkeliaran, dan pejabat busuk lebih tertarik pada keuntungan pribadi daripada kesejahteraan rakyat. Hutan beton ini, dengan gedung-gedung tinggi yang menghalangi sinar matahari, hanya menambah rasa putus asa di setiap langkah mereka.
Aku merasakan kelelahan dan ketidakberdayaan mereka dari jarak yang aman. Dalam pikiran mereka, aku tahu mereka membayangkan kehidupan yang berbeda—hidup sebagai manusia biasa yang bebas dari belenggu kehidupan ini. Mereka mungkin membayangkan diri mereka berjalan di bawah sinar matahari yang hangat, menikmati langit biru yang cerah tanpa rasa takut. Mereka membayangkan makanan manusia yang aman, jauh dari ancaman racun yang sering menghantui mereka di sini.
Ketika mereka melangkah lebih dalam ke dalam kota ini, setiap langkah tampak semakin berat. Aku bisa merasakan perbedaan yang mencolok antara dunia mereka dan dunia ini—dunia yang bebas, di mana mereka bisa menikmati kebebasan dan keindahan yang seharusnya menjadi hak mereka. Mereka hanya dapat membayangkan seperti apa rasanya hidup normal, jauh dari ketegangan dan kegelapan yang mengelilingi mereka sekarang
Di tengah hujan yang terus mengguyur Azazelian, Pangeran Peter dan Putri Wendy berdiri di bawah naungan atap sebuah bangunan tua yang usang. Keduanya tampak basah kuyup, namun mereka tak bergerak. Suara hujan yang jatuh di atap logam menciptakan ritme monoton yang mendominasi suasana.
Peter, dengan ekspresi gelisah, memandang ke arah jalanan yang penuh dengan genangan air dan bayangan hitam. “Wendy, aku tidak pernah membayangkan kota ini bisa begitu menakutkan,” ucapnya, suaranya hampir tenggelam oleh suara hujan.
Wendy menggigit bibirnya, matanya penuh kekhawatiran saat ia menatap ke sekeliling. “Aku tahu, Peter. Rasanya seperti kita terjebak dalam mimpi buruk yang tak berujung. Semua tempat tampak sama—gelap dan penuh ancaman.”
Peter meraih tangan Wendy dengan lembut, berusaha memberi sedikit kenyamanan di tengah ketidakpastian ini. “Aku hanya berharap kita bisa keluar dari sini secepatnya. Aku terus membayangkan kehidupan yang lebih baik—tempat di mana kita bisa merasakan sinar matahari dan udara segar. Tempat di mana kita bisa makan tanpa khawatir tentang racun.”
Wendy mengangguk pelan, suaranya serak. “Aku juga. Aku merindukan rasa kebebasan yang kita rasakan dulu. Rasanya seolah kita terkurung di dunia yang sangat berbeda dari yang kita kenal.”
Ada keheningan sejenak, di mana hanya suara hujan dan derit gerimis yang memenuhi ruang. Peter menatap Wendy dengan tekad di matanya. “Kita harus tetap kuat. Kita harus menemukan jalan keluar dari sini. Setidaknya, kita punya satu sama lain, dan itu memberikan sedikit harapan.”
Wendy menatap Peter dengan mata yang sedikit lebih cerah. “Benar. Selama kita bersama, kita bisa menghadapi apapun. Kita hanya perlu terus maju, tidak peduli betapa gelapnya jalan di depan kita.”
Mereka berdua berdiri berdampingan, saling menguatkan satu sama lain di tengah suasana yang suram. Suara hujan terus berlanjut, tetapi dalam momen kecil ini, ada secercah harapan di antara mereka.
Aku sangat membenci provinsi ini dan kota-kotannya yang dipenuhi makhluk monster seperti vampir, serigala, orc, dan peri kegelapan, serta koruptor, geng kriminal, dan para pemuja setan. Namun, provinsi ini adalah rumah baruku. Aku tak akan membiarkan siapapun menghancurkannya, dan kami tak punya pilihan lain untuk melindungi diri kami dari Ras Reptilians.
Berbeda dengan kota dan provinsi metropolitan lainnya, tempat para ksatria dan pahlawan selebritis hidup glamor dan memukau, provinsi ini terasa seperti tertinggal jauh di abad pertengahan dan menolak modernisasi. Kereta uap, rumah kuno, dan kastil Dracula adalah pemandangan biasa di provinsi ini.
Provinsi dan kota-kotanya seakan berada di ujung dunia. Kota ini terletak di tengah gunung bersalju dan ujung pantai, sehingga sangat terpencil dan sulit diinvasi dari luar. Tidak hanya sekte penyembah iblis yang ditakuti, tetapi juga kaum vampir mengerikan yang sangat dihormati di tempat ini, padahal mereka juga bisa minum darah binatang.
Desaku dipenuhi kaum penyembah setan dan iblis, serta penganut ajaran sesat yang sering menjadikan penduduk sebagai korban. Provinsi ini memiliki banyak sekte pemuja setan yang suka menculik anak-anak dan melakukan tindakan kriminal lainnya, seperti obat-obatan terlarang.
Jika aku bernyanyi di tengah hujan, akankah awan pecah di musim panas provinsi ini?
Hal ini membuat pemerintah pusat Republik Frankania jijik dengan daerah itu dan pernah mengerahkan seluruh angkatan bersenjata serta para pahlawan resmi untuk menghancurkan kota itu dan melakukan genosida terhadap penduduk provinsi tersebut.
Banyak penduduk yang melarikan diri ke provinsi lain bersama saudara mereka, sedangkan penduduk aslinya yang merupakan kaum minoritas melakukan perlawanan dan merebut Balai Kota dan berkali kali mencoba mendeklarasikan kemerdekaan dari Republik Frankania meskipun selalu gagal.
Posting Komentar