Novel Novel GoodReads.
 

 

GoodReads merupakan situs jaringan sosial yang mengkhususkan pada katalogisasi buku. GoodReads Indonesia berusaha untuk selalu berperan aktif dalam dunia perbukuan di Indonesia. GoodReads Indonesia tidak mau berhenti hanya pada tahapan sebagai komunitas pembaca pasif. Komunitas ini berkehendak untuk menjadi komunitas pembaca aktif yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan baik kegiatan di dunia maya maupun di dunia nyata. 

Kegiatan secara online tersebut beranekaragam mulai dari diskusi tentang Buku dan Membaca, kegiatan klub buku, dan lain sebagainya. Sementara kegiatan di dunia nyata misalnya kopi darat, diskusi buku bulanan, acara tahunan Festival Pembaca Indonesia, nonton bareng, ngabuburit, klub siaran, dan lain sebagainya.

Namun, kita tidak boleh sepenuhnya mengandalkan ulasan pengguna di Goodreads karena setiap orang memiliki preferensi dan pendapat yang berbeda. Selain itu, beberapa ulasan mungkin dipengaruhi oleh faktor subjektif atau bias personal, sehingga tidak selalu mencerminkan kualitas sebenarnya dari suatu buku.

Berikut adalah beberapa poin mengapa kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan ulasan pengguna di Goodreads:

1. Subjektivitas

Setiap pembaca memiliki preferensi dan pendapat yang subjektif terhadap buku-buku yang mereka baca. Pendapat yang positif atau negatif dapat dipengaruhi oleh preferensi pribadi dan pengalaman unik masing-masing individu.

Banyak pengguna Goodreads kerap mengkritik penulis Wattpad dan platform online lainnya dengan kata-kata kurang pantas, meskipun mereka membaca novel secara gratis. 

Beda halnya dengan novel cetak Gramedia yang memiliki kualitas baik karena melalui proses penyuntingan proffesional dan penulisnya cenderung lebih berpengalaman dalam hal tanda baca maupun premis cerita, Penulis Wattpad khususnya fanfiction drakor yang cenderung remaja Kebanyakan baru belajar menulis, meskipun begitu setidaknya kita harus menghargai penulis yang mempublikasikan ceritanya secara gratis pada kita.

Kritik dan saran memang penting dalam pengembangan sebuah karya agar penulis tak berpuas diri serta membuat pembaca bisa mendukung penulis agar bisa membuat karya yang lebih baik, namun kritik yang etis dan sopan mencerminkan tingkat adab dan intelektualitas. Sayangnya, sulit menemukan hal itu di antara pengguna Goodreads, terutama ketika mereka mengkritik novel gratisan tanpa memperhitungkan jika mereka tak memberikan sepeserpun uang pada penulisnya yang rata rata masih pemula dan membutuhkan banyak dukungan dan saran. 

Oknum kritikus film atau novel memang berkilah jika tak ada kritik yang membangun, yang namanya kritik pasti menjatuhkan sedangkan yang membangun namanya saran. Bahkan ada beberapa dari mereka yang tak mampu membedakan kritik dan nyinyir dengan berlandaskan pada KBBI.

Padahal definisi kritik itu bukan nyinyir, menjatuhkan atau merobohkan. Kritik berasal dari bahasa Yunani kritikos yang berarti "dapat didiskusikan". Kata kritikos diambil dari kata krenein yang berarti memisahkan, mengamati, menimbang, dan membandingkan.

Kritik yang sifatnya membangun atau Konstruktif berbeda dengan saran, karena menjelaskan kelebihan dan kekurangan suatu karya agar penulis  bisa menjadi lebih baik. sedangkan kebanyakan pengguna GoodReads isinya kebanyakan Kritik Destruktif yang sifatnya subjektif dan penuh prasangka.

Rasanya malu sendiri sama penulis, kalau mengkritik novel dari Wattpad atau platform online baca gratisan tanpa upaya sedikitpun untuk mendukung penulis, tapi ulasannya dengan bahasa binatang. Berbeda kalau baca novel Gramedia tapi isinya membuat pembaca kurang puas, kita bebas mengkritik bahkan meminta pengembalian uang, karena kita mengeluarkan uang untuk membeli novel cetak di Gramedia tersebut, tapi kita tak dirugikan sepeserpun secara materi jika kita membaca karya gratisan dari platform online seperti Wattpad. Jadi kritikan pada novel cetak dan online tak bisa disamaratakan.

Jika ingin mendapatkan novel berkualitas menurut standar subjektif, sebaiknya pergi ke toko buku daripada hanya mengandalkan internet.

2. Bias

Beberapa ulasan dapat dipengaruhi oleh bias personal, seperti preferensi penulis, genre, atau tema tertentu. Hal ini dapat mengarah pada ulasan yang tidak objektif. sebenarnya ini manusiawi.

Wattpad dan Platform Baca Online Gratis lainnya, memang memiliki demografi pengguna yang dominan, dalam hal ini kaum milenial dan remaja. Terkait dengan komentar mengenai audiens Wattpad yang berbeda dari audiens mainstream buku novel, hal tersebut memang bisa menjadi kenyataan karena Wattpad memiliki cakupan yang lebih luas dan lebih beragam dalam hal demografi pembaca. 

Perubahan tren cerita dari fandom menjadi cerita romantis yang lebih "semau gue" memang bisa mencerminkan preferensi dan evolusi dari pengguna platform tersebut. Meskipun ada banyak cerita yang mungkin terasa kurang terstruktur atau terorganisir dengan baik, tetapi hal itu juga dapat menjadi bagian dari daya tarik dan kreativitas yang ditawarkan oleh Wattpad, di mana penulis memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas.

Banyak yang memberikan review buruk pada novel atau buku bagus yang tak mampu mereka pahami dengan tingkat pengetahuan mereka. Contohnya banyak sekali yang memberikan rating pada sebuah buku hanya karena mengaku sudah bosan membaca di halaman pertama atau tak paham dengan beberapa kata kata teknisnya tanpa membaca keseluruhan isi buku terlebih dahulu, sekali lagi poin ini sebenarnya juga subjektif sekali.

3. Variasi kualitas ulasan

Tidak semua ulasan memiliki kedalaman atau analisis yang sama. Beberapa ulasan mungkin hanya berupa pendapat singkat tanpa justifikasi atau pemahaman yang mendalam tentang buku tersebut.

Termasuk pandangan pengguna GoodReads terhadap Penulis Wattpad ataupun Platform Online. Tidak semua cerita Wattpad atau platform online lain memiliki kualitas yang sama, dan banyak penulis di platform tersebut memiliki bakat yang luar biasa. 

Sementara itu, embel-embel "telah dibaca oleh jutaan orang di Wattpad" bisa menjadi indikator popularitas, namun bukanlah satu-satunya penentu kualitas sebuah karya. Terlebih lagi, prasangka negatif terhadap penulis dari Wattpad dapat membatasi pengalaman membaca dan mungkin menyia-nyiakan potensi menemukan cerita-cerita yang menarik dan berkualitas dari berbagai sumber.

4. Perbedaan harapan

Apa yang satu orang anggap sebagai kelebihan buku, mungkin dianggap sebagai kelemahan oleh orang lain, tergantung pada harapan dan ekspektasi masing-masing pembaca.

Setiap individu memiliki preferensi dan kesukaan yang berbeda dalam membaca, dan itu termasuk juga genre yang mereka pilih. Menghakimi penulis Wattpad atau genre seperti Fanfiction Anime dan Drakor atau Alternate Reality tertentu tidaklah adil karena setiap penulis memiliki gaya dan keunikannya sendiri. 

Semua jenis tulisan memiliki nilai dan dapat dinikmati oleh pembaca yang tepat, tanpa perlu memandang rendah pada genre tertentu.

Memang benar bahwa Wattpad memberikan akses gratis kepada banyak orang untuk membaca dan menulis cerita, sehingga jumlah pembaca bisa mencapai ribuan bahkan jutaan. 

Namun, hal ini tidak selalu berarti bahwa kualitas cerita tersebut rendah dan hanya mengandalkan jumlah pembaca. Banyak penulis di Wattpad memiliki bakat yang luar biasa dan mampu menghasilkan karya-karya yang menarik dan berkualitas contohnya Kak Erisca Febriani Penulis Dear Nathan yang karyanya sampai difilmkan dan Novel Claires karya Valerie Patkar yang dipuji banyak Kritikus. Gramedia merombak novel ini agar nyaman dibaca bagi pembaca Goodreads.

5.. Manipulasi atau spam

Beberapa ulasan dapat dipengaruhi oleh manipulasi, seperti ulasan palsu atau ulasan yang dimaksudkan untuk mempromosikan atau merugikan suatu buku tanpa alasan yang kuat.

Meskipun ulasan pengguna dapat memberikan wawasan tambahan tentang buku yang ingin dibaca, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor dan sumber informasi lainnya sebelum membuat keputusan pembelian atau membaca.

Tidak boleh mengeneralisasi atau menyimpulkan dari pengalaman individu yang terbatas, karena setiap karya dan pengalaman pembaca bisa sangat beragam.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama