![]() |
Gambar; Tahap-Tahap Operant Conditioning. (Sumber: VerywellMind). |
Pengkondisian Operan adalah proses ketika perubahan perilaku (yaitu, pembelajaran) terjadi sebagai fungsi dari konsekuensi perilaku.
Dikutip dari dictionary.apa.org contohnya adalah mengajari anjing melakukan trik dan memberi penghargaan atas perubahan perilaku pada anak yang berperilaku buruk. Istilah ini pada dasarnya setara dengan pengkondisian instrumental .
Pengondisian operan, yang juga dikenal sebagai pengondisian instrumental, melibatkan penggunaan penghargaan dan hukuman untuk membangun hubungan antara perilaku dan konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Penguatan positif melibatkan pengenalan stimulus yang diinginkan, sedangkan penguatan negatif melibatkan penghapusan stimulus yang tidak diinginkan. Baik penguatan positif maupun negatif bertujuan untuk memperkuat perilaku yang ditunjukkan.
A. Kasus: Anak yang ketahuan diam-diam merokok.
B. Tujuan: Orangtua ingin menghentikan anaknya yang merokok.
1. Positive dan Negative Reinforcement
Positive Reinforcement:
Positive Punishment : Jika anak terus merokok, dia akan mendapat hukuman berupa dipukul pakai rotan.
Omnision/ Positive Reward : Jika anak berhenti merokok orangtua memberi hadiah berupa tambahan
uang jajan.
· Negative Reinforcement:
Negative
Reward: Jika anak berhenti merokok, orangtua berhenti memukul anak menggunakan
rotan.
Negative Punishment : Jika anak terus merokok, orangtua tak akan memberikan uang
jajan sama sekali.
2. Operant Schedule:
Operant schedule adalah pola penguatan (reinforcement) yang
digunakan untuk membentuk perilaku. Ada beberapa jenis operant schedule: fixed
ratio, variable ratio, fixed interval, dan variable interval.
1. Fixed Ratio (FR) – Penguatan setelah jumlah
respons tertentu
Contoh: Seorang anak diberi hadiah setiap kali dia
menyelesaikan 5 soal matematika.
Penjelasan: Hadiah diberikan setiap 5 soal, tidak lebih atau
kurang.
---
2. Variable Ratio (VR) – Penguatan setelah
jumlah respons yang berubah-ubah
Contoh: Mesin slot di kasino.
Penjelasan: Pemain tidak tahu berapa kali mereka harus
menarik tuas untuk menang; bisa setelah 3, 10, atau 25 kali, sehingga tetap
bermain.
---
3. Fixed Interval (FI) – Penguatan setelah
waktu tertentu, asalkan perilaku dilakukan
Contoh: Seorang karyawan mendapat gaji setiap dua
minggu.
Penjelasan: Tidak peduli seberapa keras dia bekerja, gaji
datang setiap dua minggu.
---
4. Variable Interval (VI) – Penguatan
diberikan pada interval waktu yang tidak tetap
Contoh: Mengecek media sosial dan kadang-kadang melihat
notifikasi baru.
Penjelasan: Waktu antara notifikasi tidak tetap, jadi orang
sering memeriksa secara acak.
3. Token Economy
1. Sistem Poin di Sekolah (Konsep Edukatif)
Seorang guru menerapkan sistem token economy di kelas.
Setiap siswa yang mengerjakan PR tepat waktu, berpartisipasi aktif, atau
membantu temannya mendapat “bintang” atau sticker. Setelah mengumpulkan 10
bintang, siswa bisa menukarkannya dengan hadiah kecil seperti alat tulis, waktu
istirahat tambahan, atau kesempatan memilih permainan edukatif.
Tujuan: Meningkatkan perilaku positif dan motivasi belajar
siswa.
---
2. Program Loyalitas Toko atau Aplikasi (Konsep Komersial)
Sebuah aplikasi ojek online memberikan poin reward kepada
pelanggan setiap kali mereka memesan layanan. Setelah terkumpul cukup poin,
pelanggan bisa menukarkannya dengan diskon atau voucher belanja.
Tujuan: Mendorong pelanggan untuk terus menggunakan layanan
dan membangun loyalitas.
4. Shaping
Shaping adalah teknik modifikasi perilaku dalam psikologi
behavioristik di mana perilaku yang diinginkan dibentuk secara bertahap melalui
pemberian penguatan (reinforcement) terhadap pendekatan bertahap menuju
perilaku akhir yang diinginkan.
Contoh 1: Mengajarkan Anak Mengikat Tali Sepatu
Perilaku Akhir yang Diinginkan: Anak bisa mengikat tali sepatu sendiri.
Langkah-langkah Shaping:
1. Langkah 1: Anak mengambil sepatu – diberi pujian atau
hadiah kecil.
2. Langkah 2: Anak bisa memasukkan kaki ke dalam sepatu –
diberi pujian.
3. Langkah 3: Anak
bisa memegang tali sepatu dengan kedua tangan – diberi reinforcement.
4. Langkah 4: Anak mencoba membuat simpul pertama – diberi
reinforcement walau simpul belum sempurna.
5. Langkah 5: Anak menyelesaikan ikatan tali dengan bantuan
– diberi pujian dan dorongan positif.
6. Langkah 6: Anak berhasil mengikat tali sepatu sendiri –
diberi pujian besar atau reward khusus.
Contoh 2: Melatih Anjing Duduk atas Perintah
Perilaku Akhir yang Diinginkan: Anjing duduk saat diberikan
perintah duduk.
Langkah-langkah Shaping:
1. Langkah 1: Anjing memperhatikan pemilik saat berkata
"duduk" – diberi snack.
2. Langkah 2: Anjing mulai menurunkan badan – diberi
reinforcement.
3. Langkah 3: Anjing menekuk kaki belakang – diberi
pujian/snack.
4. Langkah 4: Anjing menyentuhkan bagian belakang ke lantai
– diberi snack.
5. Langkah 5: Anjing duduk sepenuhnya ketika mendengar kata
"duduk" – diberi reinforcement kuat (pujian, snack, pelukan).
Kutipan
Sari, T. K., & Rahmani, P. H. (2024). The role of positive reinforcement on students in English language learning: A Skinnerian behaviorist. Universitas Muhammadiyah Surakarta. https://doi.org/10.35316/joey.2024.v3i1.1-5
Posting Komentar