Abstrak

 

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sejauh mana peringkat Indonesia dalam laporan Global Islamic Economy Report  (SGEIR) meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Penelitian ini fokus pada implikasi dari posisi Indonesia sebagai peringkat ketiga dalam laporan tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi syariah di dalam negeri.

State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2023 memberikan gambaran menyeluruh tentang performa sektor-sektor ekonomi syariah di tingkat global.  Diterbitkan oleh perusahaan swasta Dubai, DinarStandard.  Cara perhitungannya adalah diawali dengan perhitungan indeks setiap sektor halal di setiap negara, lalu kemudian akan dihitung nilai indeks Global Islamic Economy Indicator (GIEI) setiap negara.  Gambaran komprehensif GIEI 2023 tentang posisi berbagai negara di dunia tersebut harus direspons positif sebagai peluang ekonomi halal global yang bernilai triliunan dolar.

                                 

 

 

                                            Abstract

The aim of this research is to examine the extent to which Indonesia's ranking in the Global Islamic Economic Report (SGEIR) increases Sharia economic growth in Indonesia.

This research focuses on forcing Indonesia's position in third place in the report regarding the growth and development of the sharia economy in the country.

The State of the Global Islamic Economic Report (SGIER) 2023 provides a comprehensive overview of the performance of sharia economic sectors at the global level. Published by Dubai private company DinarStandard. The calculation method is to start by calculating the index for each halal sector in each country, then the GIEI index value for each country will be calculated. GIEI 2023's comprehensive picture of the position of various countries in the world must be responded to positively as a global halal economic opportunity worth trillions of dollars.

 

 

 

 

 

 

 

 

                                    Pendahuluan

 

Laporan SGIE 2023/2024 telah berkembang menjadi titik referensi global untuk mengevaluasi perkembangan tahunan Ekonomi Islam secara global di tujuh sektor  sambil menyoroti bidang-bidang pengembangan yang potensial.

Hasil indeks setiap negara inilah yang kemudian diperbandingkan dan di-rangking, sehingga akan terlihat perbandingan nilai antarnegara.

SGIER memiliki keterkaitan yang erat dengan sektor ekonomi dan keuangan di Indonesia. Laporan ini tidak hanya membahas sektor perbankan, melainkan juga menyentuh aspek-aspek lain seperti asuransi, pasar modal, pasar uang, aset manajemen, dan gadai, semuanya dengan prinsip-prinsip akad syariah.

Meliputi nilai keuangan (besaran nilai transaksi/pengeluaran konsumen di setiap sektor halal), tata kelola, tingkat kesadaran (awareness), dampak sosial, dan inovasi yang dilakukan di setiap sektor halal.

Dengan demikian, SGIER memberikan kontribusi penting dalam memahami potensi dan peluang yang dapat diterapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Laporan ini menjadi wadah penting untuk mencari dan membahas langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era ekonomi syariah global.

Departemen Ekonomi dan Pariwisata (DET) telah mengumumkan hasil Laporan Ekonomi Islam Global (SGIE) 2023/2024. Diluncurkan pertama kali pada 2013, edisi kesepuluh laporan ini memberikan pembaruan tahunan mengenai Ekonomi Islam, mencakup produk halal, keuangan Islam, dan sektor gaya hidup serta layanan

Laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) ke-10 tahun 2023, yang dirilis oleh Dinar Standard bekerja sama dengan Salaam Gateway dan didukung oleh Dubai Economy and Tourism, menunjukkan peningkatan peringkat Indonesia dari peringkat empat menjadi  peringkat tiga  di dunia dalam perkembangan ekonomi halal. Peringkat Indonesia secara global ini naik dari posisi ke-4 pada tahun lalu dalam laporan Global Islamic Economy Indicator (GIEI).

Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi syariah di tanah air, dengan penduduk Muslim menghabiskan triliunan dolar AS untuk produk halal pada tahun 2022. Menurut pakar ekonomi syariah, SGIER memberikan wawasan penting untuk mengembangkan potensi dan peluang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah global. Peningkatan peringkat juga dianggap sebagai hasil positif dari upaya penguatan ekosistem jaminan produk halal di Indonesia.

                                         

 

 

 

 

 

Kajian Teori

 

 

Posisi Indonesia

 

Pada edisi ke-10 State of Global Islamic Economy (SGEIR) Report yang juga merujuk pada Halal Lifestyle Market, tercatat selama 10 tahun terakhir ekonomi negara-negara Islam termasuk Indonesia mengalami pertumbuhan  pengeluaran konsumen dari 1.62 Triliun USD yang diperkirakan pada tahun 2012 menjadi 2.29 Triliun USD pada 2022 lalu.

Belanja produk halal ini mencakup makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, pariwisata, hingga media. Jumlah ini naik 9,5% secara tahunan.

Sebagai salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia, Indonesia menyumbang sebesar 11,34% dari pengeluaran halal global. Pada sektor produk makanan halal (halal food) misalnya, Indonesia merupakan konsumen terbesar kedua di dunia.

Selain itu, terdapat potensi yang dapat memperkuat industri halal nasional di antaranya seperti tecermin dari data Indonesia Halal Markets Report 2021-2022 yang menunjukkan bahwa pada tahun 2020, Indonesia telah menghabiskan sebesar USD 1,9 triliun untuk konsumsi produk halal. Kajian ini dapat dijadikan acuan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat produsen halal terkemuka di dunia.

Bahkan Forum H20 2023 yang digelar di Jakarta pada November 2023 lalu, telah menghasilkan tujuh butir kesepakatan dalam menumbuhkan dan memperkuat ekosistem produk halal global yang disepakati oleh 118 delegasi dari 41 negara.

Hasil penting H20 2023 yang lainnya adalah ditandatanganinya MRA antara BPJPH dengan 37 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN). Laporan SGIE tahun ini, yang dibuat oleh Dinar Standard, sebuah firma riset dan konsultan berbasis di Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa umat Islam menghabiskan USD 2,29 triliun pada tahun 2022 untuk makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen sederhana, perjalanan, dan media.

Aset keuangan Islam diperkirakan mencapai USD 3,96 triliun pada tahun 2021 dan diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 5,96 triliun pada tahun 2026.

Ini disebabkan oleh pertumbuhan global populasi anak muda, tak termasuk 2 miliar konsumen Muslim yang merupakan konsumen pasar global yang lebih luas.

Dalam survei SGIER 2023, terdapat 81 negara yang dijadikan objek penelitian. Malaysia kembali menjadi peringkat pertama dan mempertahankan posisi teratas tersebut selama 10 tahun berturut-turut. Di belakangnya terdapat Arab Saudi, Indonesia, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Laporan SGIE juga menyoroti perkembangan dampak sosial ekonomi Islam dalam mencapai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB, termasuk inisiatif mengatasi krisis kemiskinan dan ketahanan pangan, yang menunjukkan dampak yang menjanjikan. Laporan SGIE 2023/2024 diproduksi bekerja sama dengan SalaamGateway.com, platform berita dan media ekonomi Islam terbesar. Mitra strategis global laporan tahun ini adalah IFANCA, sertifikasi halal.

Selanjutnya Bahrain kembali masuk 5 besar untuk pertama kalinya sejak 2019/2020.

Indonesia, Malaysia, dan Arab Saudi melanjutkan kerja sama Ekonomi Islam sebagai bagian dari strategi nasional. Melibatkan yayasan kekayaan kedaulatan Arab Saudi Public (Investment Fund).

Kemudian selanjutnya dilakukan pembobotan pada masing-masing komponen, di mana keuangan syariah dan industri makanan halal memiliki bobot terbesar, masing-masing sebesar 30 persen. Sementara sisanya 40 persen, dibagi rata di antara pariwisata ramah Muslim, fashion Islami, media dan rekreasi Islami, farmasi, dan kosmetika halal.

Hasil positif Indonesia dalam GIEI 2023 tersebut tidak terlepas dari berbagai upaya strategis Pemerintah Indonesia, terutama dalam penguatan ekosistem halal. SGIE Report 2023 sendiri memaparkan bahwa sejumlah upaya strategis penting telah dilakukan di tahun 2022.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                      Metodologi

 

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif, fokus pada pemahaman mendalam terhadap konteks, proses, dan makna fenomena. Data deskriptif dikumpulkan melalui analisis teks, menekankan pemahaman kontekstual dan interpretatif.

Sumber data yang digunakan mencakup jurnal, buku, situs web, dan dokumentasi kredibel, mencermati variasi informasi dari berbagai sumber. Modul SGEIR Dinar Standard 2024 menjadi acuan utama.

Penelitian ini juga menitikberatkan pada analisis teks untuk memahami karakteristik kualitatif subjek yang menjadi fokus. Proses pengelolaan materi pembahasan dan pengumpulan data perpustakaan dilakukan melalui data sekunder yang diperoleh oleh peneliti dari pihak lain, yang kemudian digunakan sebagai bahan utama dalam menyusun landasan teori.

Dengan demikian, penelitian ini menggabungkan pendekatan kontekstual dan interpretatif menggunakan data sekunder tidak langsung dari subjek penelitian, dengan tujuan utama mendapatkan landasan teori dan memberikan pemahaman yang komprehensif untuk menjawab permasalahan atau fenomena yang diteliti.

 

 

 

 

 

 

                             Hasil Pembahasan

 

Penelitian ini menyajikan analisis potensial dampak dari posisi ketiga Indonesia dalam SGIER 2023 terhadap perkembangan ekonomi syariah. Pemahaman mendalam terkait implikasi ini dapat membantu perumusan kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan sektor ekonomi syariah di Indonesia.

Posisi ketiga dapat menarik perhatian investor global, menghasilkan peningkatan investasi dalam sektor ekonomi syariah Indonesia.

Investasi terkait ekonomi syariah terus mengalami tren peningkatan. Investasi di perusahaan-perusahaan yang relevan dengan ekonomi Islam berjumlah USD 25,9 miliar pada tahun 2022/2023, meningkat 128 persen dari tahun sebelumnya.

Peringkat yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pelaku pasar, membuka peluang kerja sama internasional, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin ekonomi syariah.

Sebanyak 33 sinyal peluang utama telah diidentifikasi, termasuk sertifikasi halal baru, DeFi Islami dan Blockchain, rekreasi dan retret spiritual, pariwisata yang digerakkan oleh AI, perdagangan yang dipimpin oleh media sosial, permintaan pakaian ganti, pertumbuhan vaksin dan biofarmasi, inovasi farmasi ramah lingkungan, dan perdagangan langsung.

Dampak positif pada sektor ekonomi syariah dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Investasi dalam perusahaan terkait ekonomi Islam meningkat signifikan, mencapai USD 25,9 miliar pada 2022/2023, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 128 persen. Lebih dari 55 persen investasi berada dalam kategori keuangan Islam, sedangkan media menarik 19,2 persen, perjalanan 13,1 persen, dan makanan halal 8,5 persen. Angka tersebut mencerminkan merger dan akuisisi perusahaan, investasi modal ventura pada startup teknologi, dan investasi ekuitas swasta.

Jika berbicara siapa yang menikmati kue, GIEI ini tidak memberikan jawabannya. Laporan SGIER ini hanya menyampaikan besaran kue setiap sektor halal di setiap negara. Jawaban siapa yang menikmati, bisa dilihat dari laporan-laporan yang lain, yang salah satunya adalah OIC Halal Economy Report.

Laporan tersebut merilis bahwa tiga produsen makanan halal terbesar adalah India, Brasil, dan Amerika Serikat. Di dalam OIC Halal Economy Report 2022 tersebut, dijelaskan posisi Indonesia masuk dalam 10 besar dengan kemampuan menyuplai lima persen kebutuhan makanan halal global. Adapun Malaysia, justru tidak masuk dalam 10 besar produsen makan halal terbesar di dunia.

Untuk pemenuhan kebutuhan makanan halal dunia, sebagai contoh, ternyata 78 persennya disuplai dari negara-negara Muslim minoritas. Sisanya, 22 persen disuplai dari negara-negara Muslim anggota OKI. Artinya, tingginya peringkat Indonesia tidak otomatis menjadikannya sebagai produsen makanan halal terbesar kedua di dunia. Justru Indonesia menjadi salah satu target pasar makanan halal dunia yang suplainya bisa dari mana saja.

Namun, akselerasi ekosistem halal di Indonesia masih terkendala sertifikasi halal. Untuk mengakselerasi pencapaian target Indonesia menjadi produsen produk halal terkemuka tahun 2024, pemerintah telah mengupayakan prosedur penyederhanaan, kepastian waktu penerbitan serta fasilitasi bagi usaha mikro dan kecil (UMK).

Pemerintah juga telah menetapkan melalui UU No 33/2014 Pasal 135-140 tentang Penahapan Kewajiban Bersertifikat Halal Bagi Jenis Produk Makanan, dan Minuman, Hasil Sembelihan, dan Jasa Penyembelihan. mulai Oktober 2019 sampai 17 Oktober 2024.

Untuk mencapai target tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) menargetkan satu juta Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) melalui mekanisme Self Declare. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia sudah seharusnya mampu menjadi market terbesar produk halal dunia dan program ini menjadi salah satu jalan yang memudahkan dalam mencapai misi tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                          Kesimpulan

 

Penelitian ini menyajikan analisis potensial dampak dari posisi ketiga Indonesia dalam SGIER 2023 terhadap perkembangan ekonomi syariah. Pemahaman mendalam terkait implikasi ini dapat membantu perumusan kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan sektor ekonomi syariah di Indonesia.

Melihat pangsa pasar yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen dalam industri halal global, namun juga menjadi role model dan kiblat industri halal dunia. Persaingan produk di pasar global tentunya cukup ketat, dimana target pasar tidak hanya sebatas negara Muslim saja.

Industri gaya hidup Islam juga mengalami perkembangan signifikan di Indonesia. Kementerian Perdagangan Indonesia telah menetapkan tujuan untuk menjadi pusat fesyen sederhana secara global dan telah memulai beberapa kemitraan dengan kementerian lain dan sektor swasta untuk mencapai hal ini. Jakarta Muslim Fashion Week telah menjadi acara perdananya

Sehingga sudah seharusnya industri halal Indonesia mempunyai daya saing yang lebih dari negara lainnya. Sertifikasi halal adalah salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi untuk memenuhi itu. Sertifikasi halal memberikan jaminan, perlindungan, informasi kehalalan produk, dan menjadi instrumen etika bisnis bagi konsumen maupun produsen serta bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan menjangkau pasar global.

Pemeringkatan ini didasarkan pada satu alat ukur yang disebut dengan Global Islamic Economy Indicator atau GIEI. GIEI terdiri atas enam komponen utama, yaitu keuangan syariah, makanan halal, pariwisata ramah Muslim, fashion Islami, media dan rekreasi Islami, serta farmasi dan kosmetika halal.

Investasi dalam perusahaan terkait ekonomi Islam meningkat signifikan, mencapai  USD 25,9 miliar pada 2022/2023, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 128%. Lebih dari 55 persen investasi berada dalam kategori keuangan Islam, sedangkan media menarik 19,2 persen, perjalanan 13,1 persen, dan makanan halal 8,5 persen. Angka tersebut mencerminkan merger dan akuisisi perusahaan, investasi modal ventura pada startup teknologi, dan investasi ekuitas swasta.

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat produsen halal terkemuka di dunia. The State of the Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2022 melaporkan bahwa pengembangan ekosistem ekonomi syariah Indonesia semakin membaik, terbukti bahwa Indonesia berhasil menjadi peringkat kedua di dunia. Laporan ini menunjukkan bahwa sektor-sektor unggulan di Indonesia mampu bangkit setelah mengalami deflasi akibat pandemi Covid-19.

Naiknya posisi Indonesia di tahun 2023 memberikan satu indikasi bahwa kerja keras seluruh pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah telah berhasil membawa penguatan pada posisi Indonesia.

SGIER 2023 telah menjadi titik referensi global untuk mengevaluasi perkembangan tahunan Ekonomi Islam di tujuh sektor yang dicakup, sambil menyoroti bidang pengembangan potensial. Selama dekade terakhir, laporan ini mencapai lebih dari 101.000 pembaca di 85 negara, dengan lebih dari 14.150 unduhan dan lebih dari 1.570 pemberitaan media. Pengeluaran umat Islam meningkat dari USD 1,62 triliun pada 2012 menjadi USD 2,29 triliun satu dekade kemudian.

GIEI 2023 menyebutkan impor produk halal oleh negara anggota OKI mencapai nilai USD 359 miliar di 2022. Angka ini diperkirakan akan tumbuh di level 7,6% CAGR menjadi USD 492 miliar pada tahun 2027. Impor oleh negara-negara OKI merupakan sebagian besar produk halal yang diperdagangkan secara global, termasuk makanan, minuman, fesyen, obat-obatan, dan kosmetik.

Posisi ketiga Indonesia mencerminkan peningkatan dan pengakuan terhadap kontribusi ekonomi syariah Indonesia.  Dengan potensi kekayaan alam yang dimiliki, harusnya sangat wajar kalau kita bisa menjadi produsen halal terbesar.

Dampaknya dapat mencakup peningkatan investasi dalam sektor-sektor ekonomi Islam, meningkatnya kepercayaan dari pelaku pasar global, dan potensi pertumbuhan ekonomi syariah di dalam negeri.

Paling tidak, di tiga sektor halal seharusnya Indonesia bisa menjadi juara, yaitu makanan halal, pariwisata ramah Muslim, dan fashion Islami. Untuk farmasi halal, konsep one health yang memadukan antara farmasi modern dengan farmasi herbal halal bisa juga didorong agar bisa tumbuh dan berkembang secara sistematis.

Tercatat, ekspor Indonesia ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bernilai USD 13,38 miliar pada tahun 2022. Indonesia merupakan salah satu dari dua negara anggota OKI yang masuk dalam 10 besar eksportir.

Laporan itu juga mencatat Indonesia merupakan negara dengan aliran masuk FDI tertinggi kedua di antara negara-negara anggota OKI dan peringkat ke-19 dalam hal aliran masuk FDI secara global. Hal ini direalisasikan dengan menjalin kemitraan dengan beberapa negara secara global untuk menyediakan layanan jaminan halal.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Republik Islam Iran telah menjalin kerja sama jaminan produk halal melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Pada masa kepemimpinannya di G20, Indonesia membentuk The Halal 20 (H20) Forum, yang merupakan tonggak penting dalam pengembangan ekosistem dan industri halal global, serta kemitraan halal global.

Namun, detail dampaknya akan bergantung pada faktor-faktor spesifik yang dianalisis dalam laporan, seperti sektor keuangan Islam, pariwisata syariah, atau industri halal.

Indonesia harus memiliki langkah sistematis untuk menjadi Islamic financial hub dunia. Selain terus memperbesar pangsa pasar industri perbankan syariah, industri keuangan syariah nonbank, dan industri pasar modal syariah, Indonesia juga perlu memiliki pusat keuangan atau Islamic Financial Center yang dapat memfasilitasi beragam transaksi keuangan syariah dunia, seperti penerbitan sukuk global dari berbagai negara.

Melihat pangsa pasar yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi konsumen dalam industri halal global, namun juga menjadi role model dan kiblat industri halal dunia.

Konsep halal sudah menjadi lifestyle yang tidak hanya terbatas pada umat Muslim saja, namun juga relevan bagi semua pihak baik muslim maupun nonmuslim sebagai tolak ukur keamanan, kebersihan, dan jaminan kualitas  dari produk yang di makan atau gunakan sehari-hari.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia menjadi produsen halal terkemuka di dunia memerlukan sebuah ekosistem halal. BPJPH Kemenag dan stakeholder terkait perlu memastikan rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk mulai dari sisi hulu hingga hilir.

Hal ini tentunya memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak baik pemerintah maupun pelaku usaha, untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

SGIE menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia telah memberikan dukungan besar terhadap UMKM lintas sektor. Termasuk upaya serius Indonesia bersama dalam mendorong percepatan sertifikasi halal khususnya bagi pelaku UMKM selama ini.

Kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan BPJPH dalam membangun ekosistem halal di Tanah Air, selain terus melakukan perbaikan regulasi JPH, BPJPH terus berupaya melakukan digitalisasi proses layanan registrasi dan sertifikasi halal dengan implementasi teknologi AI dan blockchain, dan memperkuat ekosistem JPH dengan penambahan jumlah Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), penguatan kualitas dan kuantitas SDM layanan halal seperti Pendamping PPH, Auditor Halal, Penyedia Halal, dan sebagainya.

Upaya ini tentu tidak terlepas dari transformasi layanan sertifikasi halal yang terus ditingkatkan, baik kualitas layanannya maupun berbagai terobosan pemerintah secara regulatif maupun melalui berbagai program yang semuanya menghadirkan afirmasi bagi pelaku UMK khususnya berupa sertifikasi halal yang semakin mudah, cepat, transparan, murah, bahkan gratis melalui program sehati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                             Daftar Pustaka

 

 

-        State of the Global Islamic Economy Report. www.dinarstandard.com. 2023. https://www.dinarstandard.com/post/state-of-the-global-islamic-economy-report-2023

-        Syauqi Beik, Irfan dan Yahya Daan. “SGIER 2023 dan Substansi Ekonomi Syariah” www.republika.id.  27 Desember 2023. https://www.republika.id/posts/49205/sgier-2023-dan-substansi-ekonomi-syariah

-        Syafii Antonio, Muhammad.” Pengertian dan Manfaat SGIER Bagi Indonesia Menurut Pakar Ekonomi Syariah.” https://tazkia.ac.id/.  27 Desember 2023.

https://tazkia.ac.id/berita/populer/653-pengertian-dan-manfaat-sgier-bagi-indonesia-menurut-pakar-ekonomi-syariah

-        Utama, Niko. “Perkuat Ekosistem Halal Untuk Dukung Indonesia Menjadi Pusat Produsen Halal Terkemuka.” https://halal.unair.ac.id/. 24 September 2023

https://halal.unair.ac.id/blog/2023/09/04/perkuat-ekosistem-halal-untuk-dukung-indonesia-menjadi-pusat-produsen-halal-terkemuka/

-        Pernando, Anggara. “Cawapres Muhaimin dan Gibran Perlu Update, Indonesia Peringkat ke-3 SGEI 2023.” https://m.bisnis.com/. 26 Desember 2023.

https://m.bisnis.com/amp/read/20231226/231/1727340/cawapres-muhaimin-dan-gibran-perlu-update-indonesia-peringkat-ke-3-sgei-2023

-        “Mengenal SGIER (State of the Global Islamic Economy Report), Dimana Posisi Indonesia?” www.shafiq.id . 28 Desember 2023.

https://www.shafiq.id/berita/315/mengenal-sgier-state-of-the-global-islamic-economy-report-dimana-posisi-indonesia/baca

-        “Indonesia Masuk Tiga Besar SGIE Report 2023, BPJPH: Penguatan Ekosistem Halal Makin Menunjukkan Hasil Positif.” https://bpjph.halal.go.id. 26 Desember 2023

https://bpjph.halal.go.id/detail/indonesia-masuk-tiga-besar-sgie-report-2023-bpjph-penguatan-ekosistem-halal-makin-menunjukkan-hasil-positif/

-        Puspadini, Mentari. “Cak Imin & Gibran Wajib Tahu, Peringkat RI di SGIE Naik!” https://www.cnbcindonesia.com. 27 December 2023. https://www.cnbcindonesia.com/market/20231227084948-17-500462/cak-imin-gibran-wajib-tahu-peringkat-ri-di-sgie-naik

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama