Sudah sekitar sepekan Hasyi lulus dari SMA. Hasyi telah mengikuti nasihat wali kelasnya dulu agar memotong rambut berantakannya yang berwarna coklat kemerah-merahan karena kepalanya selalu mengeluarkan uap panas.

Rambutnya yang dulunya berantakan menjuntai ke pundak kini agak lebih pendek. Ia juga memotong alisnya menjadi lebih rapi dan proporsional. Kini ia terlihat seperti laki-laki dewasa dengan rambut pendeknya.

Di saat teman-teman sekolahnya menangis dan saling berpelukan satu sama-lain karena harus berpisah setelah lulus SMA atau pusing memilih kuliah yang cocok, Hasyi justru memikirkan mencari pekerjaan yang dapat menghasilkan uang untuk kehidupannya sehari-hari.

Hasyi sama sekali tidak merasa sedih berpisah dengan teman-teman SMA-nya. Padahal kata orang, masa SMA adalah masa terindah dalam hidup manusia.  

Hasyi kurang memiliki hubungan baik apalagi hubungan batin dengan teman satu-sekolahnya di SMA. Ia hanya menjalin hubungan baik dan merasa terhubung secara batin dengan Selim dan Anita.

Sejak Hasyi memberitahu ayah tirinya jika ibunya telah meninggal, dalam semalam ayah tirinya telah berubah menjadi pria cengeng yang membenci dunia beserta isinya. Pria itu menangisi wanita yang tidak pernah menjadi miliknya. Ia lebih sering mengurung dirinya di kamar tanpa mau makan sedikitpun.

Hasyi agak sedikit bingung dengan selera ayah tirinya. Menurut Hasyi, fisik ibunya mulai menua, beruban, dan terlihat galak. Tapi ayah tirinya begitu terpesona dan cinta setengah mati.

Mungkin di mata orang setua ayah tirinya, ibu Hasyi adalah wanita yang sangat cantik. Meskipun pipinya sedikit keriput, ibu Hasyi memiliki wajah siluman harimau putih dengan alis dan bulu mata tajam dengan proporsi menawan berwarna putih yang masih nampak mempesona. Ibu Hasyi tidak pernah melakukan perawatan ke salon tetapi wajahnya masih tampak bersih dan menarik.

Ayah tiri Hasyi yang baru saja menikahi ibu Hasyi, sebelum ibu Hasyi meninggal telah mengadopsi dan mengurus Hasyi untuk tinggal bersamanya. Hasyi tahu ia tak dapat mengandalkan ayah tirinya untuk membiayainya meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi.

Hasyi ingin kuliah dan meraih gelar sarjana di Universitas Anodolu Hisari Academy. Ia ingin menjadi guru dan mendapatkan gaji yang cukup layak untuk hidup di ibu kota sebesar Rumeli Hisari.

Hasyi tidak ingin menjadi beban pikiran ayah tirinya. Meskipun ia anak autis, ia juga sangat ingin hidup mandiri, belajar menjadi lebih dewasa, dan tak bergantung atau mengandalkan siapapun untuk mengurus dirinya.

Hasyi ingin mencari uang sendiri, seperti yang selalu diinginkan ibunya. Karena itulah dengan mengepalkan kedua tangannya erat-erat, Hasyi bertekad mencari pekerjaan yang dapat membantunya mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi. Ia sudah bersyukur ayah tirinya membantu dalam urusan makan dan tempat tinggal.

Hasyi berencana melamar pekerjaan apa saja yang menerima orang lulusan SMA. Pekerjaan pertama yang ingin Hasyi lamar adalah sebagai pelayan di istana raja yang menawarkan gaji sangat tinggi.

Mungkin peluang untuk diterima menjadi pelayan di istana raja sangat kecil, meskipun raja menerima lulusan SMA untuk menjadi pelayan istananya.

Setiap bulan raja mampu menyeleksi sendiri ratusan hingga ribuan calon pelayan di bagian halaman istananya yang sangat luas sesuka hati. Raja memilih langsung calon pelayan dengan tes formalitas tanpa melihat kemampuan calon pelayannya.

Hasyi sama sekali tak memiliki pengalaman menjadi pembantu rumah tangga apalagi pelayan istana. Berbicara dengan baik pada orang lain saja tampaknya ia masih kesulitan dan perlu belajar lagi.

Untuk melamar menjadi pelayan istana, Hasyi harus memiliki nilai kelulusan yang hampir sempurna pada hampir semua mata pelajaran. Hasyi tak menyangka masih mampu meraih nilai yang cukup baik pada hampir semua mata pelajaran yang merupakan bagian dari ujian kelulusannya.

Meskipun begitu, nilai matematika murni dan terapannya tak memuaskan. Belum lagi, ia sering bolos ekskul yang merupakan wajib militer. Ini membuatnya agak kurang percaya diri melamar pekerjaan.

Tetapi Hasyi merasa tidak ada salahnya mencoba melamar menjadi pelayan di istana raja yang jaraknya cukup dekat dari rumah ayah tirinya. Meskipun ada kemungkinan ditolak dari pekerjaan penuh persaingan itu, masih ada kemungkinan dirinya akan diterima menjadi pelayan di istana itu jika dia mencoba melamarnya terlebih dahulu.

Ada dua jenis pelayan yang melayani raja dan para bangsawan di istana ini. Yang pertama adalah abdi dalem. Selain manusia, pelayan abdi dalem ini juga diisi oleh banyak robot budak berkecerdasan buatan milik raja. Robot dipekerjakan di bawah ancaman sentruman cambuk listrik. Secara sukarela mereka mengurus istana dan mengabdi kepada raja tanpa digaji sedikitpun.

Abdi dalem berbeda dengan garson yang diseleksi sendiri oleh raja tiap bulannya dan mendapat iming-iming gaji tinggi. Untuk menjadi seorang abdi dalem, tak ada waktu lowongan khusus yang dibuka ataupun syarat khusus seperti garson.

Semua abdi dalem datang secara sukarela kepada penguasa. Syarat mutlaknya adalah mereka harus punya sopan santun serta tata krama yang tinggi, bisa duduk di lantai dan bersila.

Keharusan ini bukan berarti mereka orang rendahan, tidak sama sekali. Duduk di lantai ini ditujukan agar mereka selalu punya sifat yang rendah hati serta tidak pernah sombong.

Meskipun tak digaji sedikitpun, para abdi dalem ini bisa hidup dengan layak. Kehidupan keluarganya bisa terjamin dengan baik. Lebih dari itu, kedekatan dengan sang raja adalah poin tersendiri yang pasti membuat mereka disegani masyarakat.

Namun meskipun subyektivitas raja sangat berpengaruh terhadap terpilihnya calon pelayan atau garson, ujian yang dihadapi calon garson di istana ini cukup banyak, dibandingkan abdi dalem yang tidak menghadapi ujian sama sekali.

Jika dibandingkan dengan garson, jumlah abdi dalem yang melayani raja di Istana Herlingen sangatlah sedikit. Tentu saja tidak semua orang memiliki ketulusan yang begitu mendalam untuk bekerja sukarela tanpa digaji sedikitpun, mengingat uang adalah segala-galanya di zaman ini.

Wajar bila garson, jenis profesi pelayan yang kedua, ini begitu diminati banyak orang karena jika bekerja menjadi garson istana ini, maka mereka akan mendapatkan gaji yang sangat tinggi layaknya pegawai tinggi pemerintahan. Saat ini Hasyi lebih memilih menjadi garson karena ia sangat membutuhkan uang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Istana raja sekaligus istana negara kerajaan ini bernama Kastil Herlingen. Berada di ibu kota Rumeli Hisari bagian pusat yang membentang hingga tepi pantai.

Istana Herlingen merupakan sebuah komplek istana yang memiliki empat istana berpaviliun. Sebagian bangunan pavilion di istana ini terbuat dari pahatan es yang tak dapat mencair di dalamnya. Empat tembok berbeda mengelilingi keempat istana itu. Dengan tembok kelima dan terbesar mengelilingi keempat tembok itu yang dapat dilihat di pinggir jalan.

Untuk masuk Herlingen, semua calon pelayan istana harus antre di gerbang pertama yang cukup panjang. Gerbang ini disebut gerbang Janissary karena pasukan elite tentara Kerajaan Miggleland yang bernama Janissary selalu berkumpul di istana itu saat bertugas.

Di sisi kiri bagian istana ini juga terdapat alun-alun segi empat yang digunakan untuk menyimpan kayu perapian istana. Di sana juga ada rumah sakit dan gudang senjata. Selain dipakai sebagai istana Janissary, istana pertama ini masih dibuka untuk umum.

Selanjutnya di gerbang kedua, barang bawaan calon pelayan akan dicek sinar X-ray. Gerbang dijaga pasukan bersenjata lengkap yang berdiri gagah berpasangan di tiap pintu.

Istana kedua di kompleks ini dirancang khusus sebagai peragaan kemewahan. Karena istana lapisan kedua ini digunakan untuk urusan publik dan luar negeri. Raja selalu melakukan pertemuan dengan duta-duta mancanegara di istana lapisan kedua ini.

Sedangkan di istana lapisan ketiga digunakan khusus sebagai tempat pemandian raja dan putri semata wayangnya dan juga menjadi tempat kandang beberapa ekor kuda. Kolam di pemandian istana ini dihiasi dengan lantai marmer. Satu kotak marmer sama luasnya dengan ruang kelas SMA Hasyim. Kolam sedalam leher orang dewasa ini biasa digunakan putri semata wayang raja untuk berendam dan bersantai.

Saat merasa lelah, putri raja selalu berlari ke kolam air dingin untuk menyegarkan dirinya dan setelah melakukan suam-suam kuku, putri raja seringkali memberikan hadiah pada para pelayan yang melayaninya. Biasanya berupa uang sebelum beranjak pergi dari kolam itu.

Tak ada yang tahu banyak dengan istana keempat karena istana keempat sekaligus lapisan terdalam dan terbesar daripada istana-istana lainnya ini adalah kediaman pribadi raja dan putri semata wayangnya. Tempat ini juga digunakan sebagai pusat majelis yang disebut divan, yaitu kantor lembaga eksekutif dan legislatif utama di kerajaan ini. Hanya raja, putrinya, anggota dewan perwakilan kerajaan, dan semua orang yang dipercaya raja boleh masuk ke sini.

Istana itu didirikan di atas tanah seluas sekitar 100.000 ribu meter persegi. Istana Herlingen adalah pusat pemerintahan Kerajaaan Miggleland. Istana ini terletak persis di tepi pantai pada titik pertemuan antara selat, muara, dan lautan.

Istana Herlingen memiliki ratusan kamar. Namun jika dilihat secara keseluruhan hanya beberapa saja yang diperlihatkan kepada khalayak. Istana Herlingen makin diperindah lagi dengan pavilion yang tidak kalah cantik dengan bangunan utamanya.

Istana ini merupakan sebuah komplek yang terdiri atas empat halaman utama berdasarkan arah mata angin yang dilengkapi dengan beberapa bangunan kecil. Di terasnya, Istana Herlingen dipenuhi dengan pilar-pilar kokoh, lukisan, dan arca.

Istana Herlingen mempunyai taman-taman indah yang menghubungkan antara satu bangunan dengan bangunan lainnya. Taman-taman yang hijau ini dipenuhi pohon-pohon besar yang rindang dengan kijang-kijang merumput di dalamnya.

Taman Istana Herlingen yang sangat luas ini membuat mata Hasyi tak henti takjub. Hasyi menyandang ranselnya dengan agak kelelahan saat berjalan kaki mencari tenda tempat raja menyeleksi sendiri calon pelayannya.

***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama