Ada sebuah dongeng terkenal dari negeri jauh bernama Javania tentang raksasa mengerikan bernama Buto Ijo. Namun, ada kisah yang tak diketahui banyak orang: jika dia sebenarnya bukanlah mahluk jahat. Dia adalah pangeran yang tampan dan baik hati dari dunia paralel. Meskipun karena ukurannya yang raksasa, dia sering digambarkan sebagai monster di berbagai lukisan. Hanya karena menagih janji dari seorang wanita yang tak mau membayar janjinya, dia dianggap sebagai tokoh jahat.

Dahulu kala, ada seorang janda yang ditinggal suaminya untuk berlayar ke pulau seberang. Sudah 15 tahun wanita itu tak memiliki anak bahkan sampai suaminya meninggal dan membuatnya semakin kesepian. Ia mendengar desas-desus tentang sebuah goa dari warga sekitar, yang konon dapat membawanya ke dunia paralel kerajaan raksasa. Di sana, terdapat seorang pangeran raksasa yang dapat mengabulkan permintaan setiap orang, namun dengan imbalan yang harus diberikan oleh yang terlibat dalam kontrak dengannya.

Wanita itu memasuki gua, memasuki dunia pararel dimana manusia dan segala benda lebih besar dari ukuran aslinya.

Hampir terinjak orang-orang layaknya manusia kecil, wanita itu akhirnya menemukan Istana Pangeran Raksasa. Wanita itu meminta seorang anak perempuan dari pangeran dengan kekuatan ajaibnya, setuju dengan syarat anak tersebut harus dikembalikan saat berusia 17 tahun dan dagingnya cukup besar. Wanita itu sepakat, dan sang ibu menerima bayi perempuan cantik dari pangeran raksasa.

Tak terasa, 17 tahun telah berlalu. Sang pangeran raksasa tampan hendak menagih janji dari wanita itu. Meski terlihat kejam karena ingin memakan seorang anak gadis. Buto Ijo sang pangeran raksasa tidak sepenuhnya jahat, ia hanya menagih janji, janji adalah hutang. Lagipula, dialah yang memberikan wanita itu seorang anak perempuan. Sang raksasa telah berbaik hati memberikan kesempatan pada wanita itu untuk merasakan kebahagiaan memiliki anak, meski itu tak abadi dan akan berakhir menyedihkan.

Meski sebagai seorang ibu, meski bukan anak kandungnya, melepaskan anaknya adalah sesuatu yang berat dan menyedihkan. Janji tetaplah hutang, takdir yang harus ditepati. 

Namun, setelah melihat kecantikan Timun Mas dari balik pohon, sang pangeran raksasa malah tak ingin memakannya, melupakan janji yang ia buat dengan wanita itu. Ia pun memiliki perasaan cinta pada Timun Mas, tetapi tak berani menyampaikan perasaannya karena malu dengan ukuran tubuhnya yang sangat besar. Ia takut warga akan menyerangnya karena menganggapnya berbahaya, dan lebih buruk lagi, takut Timun Mas akan menolak cintanya yang sangat menyakitkan.

Timun Mas adalah  gadis yang cantik dan manis, berkulit bersih, berhidung mancung, memiliki pipi merah, rambut hitam lebat, dan sebuah kerudung emas pemberian ibunya yang berasal dari timun yang membuatnya terlahir ke dunia ini.

Ketika Timunmas terjatuh ke jurang, Pangeran Buto Ijo menolongnya dan mengembalikannya ke tanah. Saat Timunmas menyadari bahwa Buto Ijo menyelamatkannya, mereka semakin akrab. Namun, suatu hari Timunmas mengetahui bahwa Buto Ijo sebenarnya raksasa ajaib yang dapat membesarkan tubuhnya, membuat Buto Ijo merasa malu.

Meski Timunmas tahu bahwa Buto Ijo adalah seorang raksasa, Timunmas tetap menyukainya karena dia sangat lembut dan baik. Selain itu, Buto Ijo juga memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang gagah layaknya seorang raksasa.

Meski sang ibu tahu bahwa pangeran itu adalah raksasa menyusut yang menyamar sebagai laki laki biasa, ia tak bisa berbuat apa apa. warga lain  juga menuduh Timunmas dan Buto Ijo mempraktekkan ilmu sihir. Namun, sebenarnya, Buto Ijo dan Timunmas memiliki hubungan yang tak terpisahkan. "Tanpa Pangeran Buto Ijo yang memberikan ibu timun berwarna emas, ibu tidak akan punya anak dan tidak akan merasakan rasanya menjadi ibu." Itulah jawaban Timun Mas gadis muda keras kepala yang selalu menolak keinginan ibunya untuk meninggalkan hubungannya dengan Pangeran Buto ijo.

Sampai pada suatu ketika, Ratu raksasa dari kerajaan lain di dunia pararel merasa cemburu karena Pangeran Buto Ijo tak mencintainya. Malah, Pangeran Buto Ijo mencintai manusia. Ratu tersebut memerintahkan pasukannya untuk memasuki portal dunia paralel ke dunia manusia dan menyerang desa tempat Timun Mas tinggal. Mereka memakan seluruh manusia yang ada di sana. Akhirnya, Pangeran Buto Ijo memeluk Timun Mas dengan mengucapkan salam perpisahan. Dia mengorbankan nyawanya untuk menyalurkan semua energi yang dia miliki demi menutup portal yang menghubungkan dunia raksasa dan manusia, agar kerajaan raksasa tidak bisa memasuki dunia manusia dan memakan mereka semua.

Manusia tak berdaya melawan pasukan kerajaan raksasa yang bersenjata lengkap seperti burung yang berburu cacing. Namun, Timun Mas dengan Crossbow dan anak panah biji semak belukarnya mampu mengurung para raksasa dalam jebakan dan mengembalikan mereka semua ke dunia paralel. Semua orang yang awalnya menuduh Timun Mas sebagai jelmaan iblis bersorak gembira dan mengangkatnya sebagai pahlawan yang menyelamatkan desa. Tetapi, Timun Mas merasa sedih karena pengorbanan yang dilakukan Buto Ijo untuknya dan melindungi dunia manusia dari para raksasa.

Namun, Pangeran Buto Ijo selalu bilang ke Timunmas, termasuk kali ini, di saat-saat terakhir mereka. Buto Ijo berbisik dengan lembut sambil memeluk Timunmas, "Aku akan bertemu kembali dengan Timun Mas, tidak tahu kapan, tidak tahu di mana, tapi yang jelas pada hari yang sangat cerah. Aku selalu ada di galaksi yang bersinar di langit malam hanya untuk bertemu denganmu," Pangeran Buto Ijo berjanji tak akan pernah mengucapkan selamat tinggal pada Timun Mas, apalagi melupakannya sepanjang hidupnya bahkan sepanjang kematiannya, meski Buto Ijo Berjanji Pada Timun Mas, Timun Mas  tak bisa membuat air matanya berhenti.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama